Penulis kira, ancaman para kaum intelektual kampus ini bukan sebatas gertak sambal, melainkan kumunginan besar bakal menjadi kenyataan. Tinggal sekarang sebenarnya bola ada di tangan Presiden Jokowi. Sampai sejauh mana, Jokowi memikirkan baik buruknya akan ancaman mahasiswa tersebut.
Bagi mahasiswa sepertinya penerbitan Perppu sudah tidak lagi bisa ditawar-tawar. Karena, itulah langkah paling efektip guna menjadikan lembaga antirasuah bisa kembali menjalalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan lancar. Tanpa ada lagi, pelemahan-pelemahan seperti yang diinginkan hampir seluruh partai politik.
Lalu, apa yang akan disampaikan atau apa jawaban Jokowi tentang tuntutan mahasiswa ini?... Rasanya masih sangat misteri. Karena sampai sejauh ini atau satu hari sebelum deadline (14 Oktober 2019) belum nampak keseriusan Jokowi untuk mengeluarkan Perppu. Dalam beberapa tayangan berita terakhir, Presiden justeru malah sibuk bicara tentang bagi-bagi kue kekuasaan terkait jabatan menteri.Â
Terbukti dalam sepekan ini, dua tokoh nasional, Prabowo dan SBY sama-sama menemui Presiden Jokowi. Kuat dugaan, pertemuan tersebut bukanlah membahas tentang solusi untuk tanggal 14 Oktober, melainkan bicara tentang kursi menteri yang sedang diperebutkan oleh partai-partai pendukung Jokowi.
Sedangkan untuk Perppu, sepertinya Presiden makin dalam posisi terjepit. Mengingat, partai-partai pendukung sudah membulatkan sikap yang tegas untuk tidak akan menyetujui Perppu diterbitkan presiden.Â
Meski hal tersebut, hak sepenuhnya ada di tangan Presiden Jokowi. Namun, tetap saja sandera-sandera politik telah terjadi. Hingga Jokowi seolah telah mati kutu.Â
Namun demikian, masih ada satu hari hingga besok hari. Semoga Jokowi mendapat solusi terbaik dalam memecahkan problematika KPK tersebut, hingga dalam keputusannya kelak benar-benar pro rakyat. Semoga...!!!