Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Negeri Gaduh

25 Agustus 2019   15:33 Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:44 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kaskus.co.id

Hari ini, entah kenapa sang surya alpa sinari kamarku. Kutanya pada awan, rupanya sang batara sedang murung. Terhempas di haribaan, menangisi para anak negeri.

Coba kutanya pada langit. Tenang membentang gagah di atas awan. Sama...Dia pun tak menyahut. Kutanya sekali lagi pada awan, sang cakrawala sedang lara. Memikirkan nasib para anak negeri.

Ada apa dengan negeriku, alam pun hanyut dalam duka nestapa?...Kutanya pada awan, Dia pun membisu. Dalihnya, takut salah ngomong dan dicerca oleh para anak negeri. Berani mencela, tabu memohon maaf. Itulah para anak negeri, katanya.

Wahai saudaraku para anak negeri..! Lihatlah, Surya enggan bersinar, langit malas membentang. Bahkan awan pun membisu. Berhentilah saling cela, stop saling serang. Torang samua bersodara, urang sadayana wargi, kita semua Bhineka Tunggal Ika...! Bersatulah.

Wahai saudaraku para anak negeri..! Buktikan pada sang surya, perlihatkan pada cakrawala dan jelaskan pada awan. Kita bukanlah negeri gaduh. Kita negeri damai. Gemah ripah repeh rapih....! Bersatulah.

Sumedang, 25 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun