Wahai Pertiwi
Zaman terus berputar menurut waktu
Sang penguasa datang dan pergi
Karena konstitusi dan regulasi
Tapi...
Jiwamu masih tetap sepi..
Wahai Pertiwi..
Mereka hanya duduk termangu
Terjebak kekuasaan hasil pemilu
Lalu menderu dalam kehidupan keji
Tapi..
Engkau hanya bisa menangis pilu
Wahai Pertiwi..
Mereka terus meneguk madu
Lupa diri siapa mereka dulu
Berpesta di iringi jari lentik suara merdu
Tapi...
Engkau hanya bisa menatap malu...
Tapi lihatlah di bawah sana..
Ada si kecil setiap detik bekerja selalu
Setiap saat menghirup debu
Tapi...
Mereka tetap sabar meski hati terbakar
Karena tak seorangpun mendengar..
Wahai Pertiwi..
Berilah  si kecil seberkas cahaya
Berilah mereka penerangan jiwa..
Dalam melakoni kehidupan fana
Meski berjalan dalam derita
Sumedang, 19 Agustus 2019