Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wahai Pertiwi

19 Agustus 2019   21:32 Diperbarui: 19 Agustus 2019   22:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai Pertiwi
Zaman terus berputar menurut waktu
Sang penguasa datang dan pergi
Karena konstitusi dan regulasi
Tapi...
Jiwamu masih tetap sepi..

Wahai Pertiwi..
Mereka hanya duduk termangu
Terjebak kekuasaan hasil pemilu
Lalu menderu dalam kehidupan keji
Tapi..
Engkau hanya bisa menangis pilu

Wahai Pertiwi..
Mereka terus meneguk madu
Lupa diri siapa mereka dulu
Berpesta di iringi jari lentik suara merdu
Tapi...
Engkau hanya bisa menatap malu...

Tapi lihatlah di bawah sana..

Ada si kecil setiap detik bekerja selalu

Setiap saat menghirup debu
Tapi...
Mereka tetap sabar meski hati terbakar
Karena tak seorangpun mendengar..

Wahai Pertiwi..
Berilah  si kecil seberkas cahaya
Berilah mereka penerangan jiwa..
Dalam melakoni kehidupan fana
Meski berjalan dalam derita

Sumedang, 19 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun