Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memeluk Bahagia

4 September 2020   08:21 Diperbarui: 4 September 2020   08:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari terasa enggan tersenyum pagi ini
Awan putih terpaku sendu di sudut angkasa
Sepasang mata menatap lekat jauh
Degup jantung coba berdamai pada sapuan angin lirih
Matanya coba memandang di sela awan
Apa yang dicari? Bahagiakah?

Tuhan,
Bibirnya menyebut lirih
Dia coba berdamai pada tiap tarikan nafas
Hening, tak mampu kendalikan amukan amarah menjalar hingga dinding sukma
Apa sebab? Berusahalah tenang

Sejumput asa mesti yakin ada
Mentari esok kan bersinar lagi
Himpitan hidup tak selamanya membelenggu
Pasung malasmu, kencangkan ikat pinggangmu, luruskan tekad, carilah bahagiamu

Sebut nama Tuhanmu
Mintalah hanya padaNya
Ayunkan kaki sepenuh raga
Yakin bahagia kan terbentang luas
Seluas mata memandang

Masih ada sisa bahagia
Meski waktumu tlah terpilin banyak
Oleh tegukan sia sia
Tuhan setia menunggu
Bagi hambaNya yang mau kembali
Kau pun akan kembali memeluk bahagia

(Sungai Limas, 4 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun