Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bulan Mencoba Menahan Tangisan

9 April 2020   00:14 Diperbarui: 9 April 2020   00:10 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suara.com Supermoon Bernuansa Halloween Bakal Hadir Malam Ini


Bulan Mencoba Menahan Tangis

Bumi berduka
Bukan karena matinya tetangga
Atau hilangnya harta benda
Suami, anak
Atau siapa saja

Awan telah menutupi dada
Dalam dingin malam
Bara tetap membakar aliran darah segar

Bulan merah telah pergi menjauh
Supermoon lewat begitu saja
Tak ada ucapan selamat datang
Tak ada penantian
Entah apa yang hingga kini jadi rebutan

Keselamatan?
Keamaan?
Terlepas dari bahaya?

Memangnya siapa kita?
Mampu menahan amarah dan murka
Kala hanya bulan berpagar bintang
Jangankan malam
Pagi pun enggan

Padahal semua pasir lagi diangkat
Dengan pernak pernik warna warninya
Melewati lingkaran bulan
Melampaui peredaran matahari

Sementara kita masih di sini
Bertarung dengan sepi
Bulan kasihan
Menahan tangisan
Setiap setengah bulan
Ingin berbagi
Sayangnya kita selalu acuhkan

(Sungai Limas, 9 April 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun