Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ternoda

16 Oktober 2019   08:36 Diperbarui: 16 Oktober 2019   09:01 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay Sunrise Matahari Gunung - Foto gratis di Pixabay

Semilir anging bertiup dalam kepala
Nyiur melambai mengisi kelopak mata
Deburan ombak menggantikan lidah bergerak
Rona pagi menyelimuti hati hingga hilang gelap dan sepi

Nikmat mana lagi yang masih kita cari
Hamparan taman bunga warna warni menghias kulit ari
Kucauan burung bernyanyi merdu hiasi daun telinga pagi
Dalam sapa dan canda riang gembira

Sungguh aku tak bisa menyangka
Badai topan menghancurkan masih jadi doa
Tsunami ganas menenggelamkan adalah angan diusahakan agar jadi kenyataan
Juga indahnya warna-warni diinjak-injak hingga tak berbentuk lagi

Kemurungan apa ingin kalian persembahkan
Derita dan air mata mana membuat kalian bahagia
Sungguh aku tak mampu menyimak sejernih mereka
Pengap penuhi rongga dada seakan terkurung dalam goa tak berjendela

(Sungai Limas, 16 Oktober 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun