Masih ingatkah kamu pada dia yang senantiasa tersenyum. Rongga hatinya lapang penuh pesona. Senyum manisnya tulus merekah. Gerak tubuhnya tegas mengukir cerita indah.
Dia yang tulus menari di balik tirai, liukan jemarinya lincah melalui huruf-huruf keyboard laptop. Matanya nanar memandang layar, hingga penatpun lupa dirasa.
Upaya kerasnya hasilkan mahakarya indah. Bernyawa, dan penuh pesona. Sebuah mahakarya sang penari di balik tirai. Mendulang decak kagum segenap penonton.
Riuh rendah tepukan tangan penonton, tanpa tahu siapa sang pembuat mahakarya. Sungguh ironi, penghargaan diterima sang pengunggah berdasi.
Meski mahakaryanya dinikmati dan dihargai, tetaplah dia tak menuntut sebuah pengakuan. Misi hidup tercapai sudah. Tulus hidup walau terlupa dan dilupakan. Hanya pada Tuhan semua diserahkan.
(Sungai Limas, 4 April 2019)