Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia yang Terlupakan

4 April 2019   19:48 Diperbarui: 4 April 2019   20:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih ingatkah kamu pada dia yang senantiasa tersenyum. Rongga hatinya lapang penuh pesona. Senyum manisnya tulus merekah. Gerak tubuhnya tegas mengukir cerita indah.

Dia yang tulus menari di balik tirai, liukan jemarinya lincah melalui huruf-huruf keyboard laptop. Matanya nanar memandang layar, hingga penatpun lupa dirasa.

Upaya kerasnya hasilkan mahakarya indah. Bernyawa, dan penuh pesona. Sebuah mahakarya sang penari di balik tirai. Mendulang decak kagum segenap penonton.

Riuh rendah tepukan tangan penonton, tanpa tahu siapa sang pembuat mahakarya. Sungguh ironi, penghargaan diterima sang pengunggah berdasi.

Meski mahakaryanya dinikmati dan dihargai, tetaplah dia tak menuntut sebuah pengakuan. Misi hidup tercapai sudah. Tulus hidup walau terlupa dan dilupakan. Hanya pada Tuhan semua diserahkan.

(Sungai Limas, 4 April 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun