Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar Hitam

12 Januari 2019   21:06 Diperbarui: 12 Januari 2019   21:18 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/LastRedSorceres

Warnamu hanya menarik
Biarpun mahkotamu untuk dilirik
Meski mekarmu penuh delik
Tetap gagah dalam paceklik

Sedikit tangan lelah petikmu
Menatapmu pun tiada haru
Namun tetap pegang janji setiamu
Temani cerah hari-hariku

Gelombang gulung di tengah bahagia
Kabut asap pun datang menjelma
Senang hilang datang sengsara
Tabah hidup biar berkalang air mata

Betapa pedih sendi hidupmu
Musnah segala impianmu
Terhempas ke dalam lumpur empedu
Dalam mengukir pada prasasti bisu

Air mata jatuh pedih bercucuran
Hanyut segala perasaan
Nestapa balut kedukaan
Walaupun wangi tetaplah diberikan

Kini hancur lebur berderai
Kemudian hadir sedih berantai
Dan sabar biar kasihmu tak sampai
Hingga masa menjelang takkan layu terkulai

Sungai Limas, 12 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun