"Bukan Kompas yang itu. Koran Kompas."
"Pak Estu ini pancen intelektuil. Beli koran wae lho dibelani sampai ngonline. Lha beli Kompas wae kok online to Pak? Memangnya di sini nggak ada?"
"Ada lho Pak. Tapi hanya untuk yang langganan. Saya kan juga langganan Kompas. Tapi yang online. Yang koran cetaknya gak langganan. Ora kuat mbayare."
"Halah, merendah Pak Estu ki. Lha kalau sudah baca yang online kenapa mesti beli yang cetak lho Pak?"
"Yang tak beli ini bukan edisi harian. Tapi edisi khusus ulang tahun Kompas yang ke-60. Dibeli secara pre-order."Â
"Walaaah, Pak Estu fomo ya?"
"Waduh. Kok ngerti fomo segala to sampeyan niku? Memangnya fomo itu apa Pak Min?"
"Mboten ngertos. Tidak tahu saya. Tapi kata anakku fomo itu orang yang suka ikut-ikutan. Rubuh-rubuh gedhang. Gitulah Pak."
"Kayaknya saya nggak fomo lho Pak Min. Masa fomo beli koran. Fomo itu kalau beli hp, beli baju, beli sepatu yang lagi ngetren. Sejak kapan beli koran jadi ngetren di negera kita ini?"Â
"Betul juga ya? Jatah panjenengan niku intelektuil. Lha bedanya sama Kompas yang harian itu apa to Pak?"
"Kompas edisi khusus ini berisi rangkuman peristiwa yang telah menjadi catatan Kompas selama 60 tahun terbit Pak Min. Lha opo ora hebat lho?"
