Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbagi Cerita: Pengalaman Haji dari Peziarah Lokal dan Internasional serta Persaudaraan

22 Mei 2024   17:26 Diperbarui: 22 Mei 2024   17:30 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbagi cerita: Pengalaman Ibadah Haji dari Peziarah Lokal serta Internasional dan persaudaraan
Oleh: Eko Windarto

Ibadah haji merupakan pengalaman yang sangat mengesankan bagi para peziarah lokal maupun internasional. Selain memiliki nilai spiritual yang kuat, ibadah haji juga menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan antar umat Muslim dari berbagai negara. Dalam pelaksanaannya, peziarah tidak hanya beribadah, tetapi juga tertarik untuk berbicara dengan sesama peziarah dari negara lain untuk bertukar pengalaman dan memahami budaya dan tradisi mereka.

Selama menjalankan ibadah haji, peziarah lokal dan internasional dapat bertemu dengan sesama Muslim dari berbagai negara. Interaksi yang terjalin antar sesama peziarah di tempat-tempat suci mampu menciptakan ikatan persaudaraan yang kuat. Meskipun mereka berasal dari berbagai negara dengan budaya dan bahasa yang berbeda, kesamaan dalam agama Islam mampu menjadi penghubung yang kuat dalam memperkuat hubungan antar umat manusia.

Dalam ibadah haji, peziarah umumnya memakai seragam yang sama. Seragam tersebut membuat seluruh peziarah terlihat seperti satu keluarga besar dan sehingga tidak ada perbedaan kasta atau posisi di antara mereka. Hal itu dapat menciptakan rasa persaudaraan yang kuat dan menciptakan solidaritas.

Di tengah-tengah ibadah haji yang sangat padat, peziarah akan berpindah dari satu tempat ke tempat lain di area masjid atau jamarat. Selama perjalanan antar tempat, mereka berbicara dan tersenyum dengan sesama peziarah. Seolah-olah mereka sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, meskipun baru saja bertemu. Hal itu membuat kesan yang dalam bagi peziarah terutama bagi yang datang dari negara yang jauh.

Rasa persaudaraan yang terjalin selama ibadah haji terkadang juga menjadi jembatan untuk mengatasi kesulitan. Ketika ada peziarah yang sakit atau lelah, para peziarah lain akan memberikan bantuan dan dukungan kepada sesama. Itu menunjukkan bahwa di antara mereka terdapat hubungan persaudaraan yang kuat, yang tidak terdapat di negara-negara lain.


Saat melakukan thawaf (mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali), peziarah biasanya dipandu oleh petugas Arab Saudi. Dalam menjalankan thawaf, peziarah mampu belajar cara berbagi ruang dan pengendalian emosi. Saat berada di pintu-pintu gerbang, satu kelompok peziarah harus menunggu agar kelompok yang berbeda dapat kembali ke jalan.

Di saat peziarah mulai merasa kelelahan karena berhenti sejenak, racun yang merusak persaudaraan dapat muncul. Namun, tetap ada orang yang dapat meredakan situasi tersebut dengan membagikan botol air atau memberikan kesempatan untuk merayakan sukses, yang dapat menghindarkan peziarah dari keegoisan dan terus bertemu dengan tujuan yang sama yakni menyelesaikan tugas haji dengan baik.

Dalam pelaksanaannya, ibadah haji memerlukan banyak mental dan kesabaran. Keterbatasan jumlah tempat, keterbatasan air dan makanan, serta bahasa dan budaya yang berbeda membuat peziarah umumnya harus bersedia menunggu atau bagaimana mencari solusi bersama. Semua orang tidak selalu merasa nyaman di lingkungan yang sama, namun, selama menjalankan ibadah haji, peziarah dalam lingkungan yang sama. Hal tersebut membantu peziarah untuk saling membantu dan mengobrol untuk saling memahami kebersamaan yang sesungguhnya.

Pada tanggal 9 Dzulhijjah, yang merupakan waktu wukuf, seluruh peziarah berkumpul di Padang Arafah. Pada momen tersebut, para peziarah berdiri bersama di tengah terik matahari berjam-jam untuk berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT. Kegiatan ini dapat menimbulkan rasa persaudaraan yang sangat kuat di antara para peziarah yang saling membantu dalam segala sesuatu.

Dalam pelaksanaan ibadah haji, baik peziarah lokal maupun internasional selalu dapat menjalin silaturahmi dengan sesama peziarah. Hal ini dapat meningkatkan keberanian menjalin relasi dengan sesama manusia dari berbagai negara dan budaya serta memupuk hubungan persaudaraan yang kuat. Oleh karena itu, tidak hanya menjadi tempat ibadah atau berdoa kepada Allah SWT, wukuf di Padang Arafah juga menjadi ladang silaturahmi bagi umat Islam di seluruh dunia.

Batu Wisata, 2252024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun