Mohon tunggu...
Eko Riyanto
Eko Riyanto Mohon Tunggu... -

Anak Negeri, yang mencoba berguna untuk dunia, spesialnya Indonesia dan orang-orang di sekitarku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andai Mimpiku Selalu Jadi Pengingatku

12 September 2012   05:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ucapan terima kasih takkan lupa kuucapkan pada-Mu atas nikmat yang telah Engkau berikan padaku dalam peristiwa yang terjadi padaku. Sebenarnya, ini bukan peristiwa besar layaknya hari kemerdekan RI yang pertama. Namun, bagiku ini merupakan peristiwa yang tidak terlupakan yang berkaitan dengan keajaiban yang pernah aku rasakan. Meski hanya sebuah mimpi, akan tetapi keterkaitan dengan dunia nyata sangatlah nyata. Dengan berpijak pada peristiwa sebelumnya dan peristiwa berikutnya, serasa enak sekali jika kejadian dalam mimpiku dapat menjadi pengingat serta petunjuk dalam kehidupan sehari-hari kita semua tentunya.

Awalnya. Malam Senin, sekitar pukul sembilan malam di saat aku sedang istirahat tiduran aku mendapat titipan lima lembar kertas oleh tetanggaku untuk dilegalisir di SMA di tempat aku bekerja. Sambil menyerahkan lembaran-lembaran yang merupakan ijazah, tetanggaku itu berpesan bahwa besuk Senin sore harus sudah bisa diambil. Aku pun menyetujui permintaan tersebut. Setelah pesan dan penyambutanku pada tetanggaku, aku pun tidur kembali , karena rasa capek benar-benar sedang aku rasakan yang disebabkan kelelahan mengikuti anak buah dalam lomba baris-berbaris tingkat kabupaten.

Hari Senin akhirnya tiba sudah. Sesampainya di rumah saat aku lihat jam dinding yang menghadang penglihatanku, di dinding rumah membuatku terkejut setengah mati. Mengingat sebentar lagi akan petang. Dan titipan lembaran ijazah tetanggaku yang akan dilegalisir segera akan diambil. Rasanya mustahil, jika aku harus kembali lagi ke sekolah untuk memintakan cap sekolah dan tanda tangan kepala sekolah. Selain kantornya sudah tutup, tentunya secoret tanda tangan dari kepala sekolah, juga semakin menyulitkan atas usahaku itu jika tidak ada di sana. Dan itu sangat mungkin hanya bisa dilakukan proses memintakan legalisirnya harus hari Selasa esoknya pagi lagi.

Dengan spontan, aku pun terbangun karena rasa takutnya mengingat rasa beban moral andai aku tidak menepati janjiku. Karena terlanjur sudah berjanji bahwa nanti sore ( Senin ), ijazah yang sudag dilegalisir dari yang dia titipkan sudah dapat diambil.

Huah. Rasa lega, sungguh terasa nikmat sekali mengetahui peristiwa yang aku alami itu hanyalah mimpi saja. Sambil terbangun di pagi hariku langsung kutoleh ke arah lembaran kertas ijazah titipan tetanggaku itu. Langsung saja aku ambil dan aku masukkan ke dalam tasku. Agar tidak lupa untuk dilegalisirkan dan tidak terjadi seperti kejadian dalam mimpiku tadi malam.

Sambil tersenyum puas dalam hati. Aku berkata dalam hati“ Andai saja mimpiku dapat selalu jadi pengingat dalam kehidupanku ditiap harinya. Untuk sebuah hal kebaikan dalam masyarakat pula tentunya. Amin. Wallahu Alam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun