Semenjak 6 tahun lalu menginjakkan kaki di Bondowoso sebagai pendatang yang menikahi gadis Bondowoso, jujur saja kami belum pernah menikmati keindahan objek wisata di Bondowoso seperti  kawah ijen, kawah wurung, pemandian air panas blawan, wisata buatan navara atau objek wisata lainnya. Setelah hidup berkeluarga dikaruniai 2 anak kecil berusia 5 tahun (perempuan) dan 3 tahun (laki-laki), kami belum mengunjungi wisata yang disebutkan tadi, karena bagi kami liburan tidak harus mahal dan mewah, dan hingga kini saya dan keluarga tidak pernah berlibur atau berwisata ke tempat-tempat yang mungkin bagi sebagian orang menyenangkan lainnya, misalnya ke pantai, gunung, atau wisata buatan lainnya, selain jauh, juga pertimbangan keselamatan anak-anak yang masih kecil. Ketika berliburpun, kami  lebih memutuskan berlibur ke tempat bermain anak-anak dan dipastikan harus tersedia tempat makan, atau ke alun-alun Bondowoso yang menjadi tempat favori  keuarga untuk refreshing, bermain, makan-makan, membangun kebersamaan, ditambah tersedia fasilitas Masjid Agung Attaqwa Bondowoso sebagai tempat ibadah yang nyaman dan aman.
Menurut saya dan istri, alun-alun Bondowoso merupakan tempat yang cocok untuk liburan keluarga, khususnya bagi anak-anak bermain di ruang terbuka. Untuk biayapun terbilang sangat ramah kantong, hanya perlu menyiapkan uang sukarela untuk biaya parkir Rp 1.000 untuk sepeda motor, Rp 2.000 untuk mobil, atau bahkan boleh tidak membayar parkir sekalipun dan tukang parkir di Bondowoso tidak bakal memaki-maki gara-gara tidak membayar uang parkir kok, dan anggaran untuk jajanpun tidak perlu banyak-banyak, sekitar Rp 100.000 sudah bisa menyenangkan istri dan anak-anak.Â
Selain itu, ruang terbuka seperti alun-alun sangat baik sebagai media belajar dan berinteraksi antara anak-anak bersama orang lain. Bahkan pada momen-momen tertentu, alun-alun Bondowoso sering mengadakan event UMKM pasar ramadhan, pestival muharram, car free day (CFD), dan event pemerintah daerah lainnya sebagai media promosi wisata Bondowoso. Meskipun bagi kami tetap ada beberapa kekurangan yang harus perbaiki atau ditambahkan (ditingkatkan) seperti kebersihan alun-alun, ketersediaan wahana bermain ramah anak, ruang baca, atau ruang  edukasi  lainnya, karena sejatinya, alun-alun adalah ruang terbuka dan edukasi yang bisa dinikmati gratis oleh masyarakat.
Agenda berlibur ke alun-alun  merupakan agenda rutin bulanan berasama keluarga. Anak pertama kami (putri), selalu mengajak ke alun alun, katanyaa tempatnya menyenangkan dan banyak pilihan jajajan olahan, seperti kebab, surma, cilok, batagor, papeda, rujak buah, molen pisang, dan masih banyak lagi jajanan olahan harga ekonomis lainnya yang disukai anak-anak, dan saya-istri juga tentunya.
"Yah, ayo main ke alun-alun, kakak ingin main dan beli jajan" tutur si Kakak
"kenapa harus ke alun-alun ka?" tanya saya
" di alun-alun banyak jajan, banyak mainan juga, kakak suka" tambah si kakak dengan ekspresi menggodanya.
" kenapa harus ke alun-alun? masa cuma beli jajan doang" selidik saya
"kan kakak juga bisa sholat bareng ayah bunda di masjid alun-alun" argumen lainnya untuk meyakinkan.
" oke deh kak, ayah dan  bunda juga sukak kok" Bunda menyela percakapan.
