Mohon tunggu...
Eko Juliano
Eko Juliano Mohon Tunggu... -

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Awas!! Virus merusak BlackBerry!!

16 November 2010   04:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:34 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12898811591540482573

Saat ini, siapa yang tidak kenal Black Berry atau BB, smartphone besutan Canada. Semua orang tahu, dan sebagian besar di antaranya bahkan ingin memilikinya, termasuk Anda, barangkali. Keinginan itu memang tidak aneh. Alasannya banyak. Pertama, barangkali soal prestis, gengsi, gaya hidup, apapun istilahnya. Saya yakin, banyak yang beli BB, di samping punya duit, karena mereka tak ingin dianggap udik, ketinggalan. BB kan identik dengan kemajuan, keren gitu loh! Kedua, alasan praktis, karena BB bisa menjadi alat komunikasi yang efisien dan efektif. BB punya BBM, messenger buatan RIM yang telah menyihir jutaan penggunaanya untuk berinteraksi dengan teman-teman dalam jaringannya. Nah, bagi saya, alasan kedua itu sekarang malah menjadi masalah, menimbulkan "penyakit" baru di masyarakat. Dan untuk alasan penyakit ini, saya sampai sekarang tidak membeli BB (atau mungkin duitnya cepak ya...hehe). Kesibukan orang dengan BBM-nya, bagi saya, sekarang sudah sampai tahap mengganggu orang lain. Kok bisa? Ya bisa saja. Jika BBM-nya di kamar, seorang diri, ya memang tidak menjadi masalah, dan tidak mengganggu. Namun, jika kebiasaan itu dibawa-bawa kemana-mana, tidak peduli sedang ngobrol, mengasuh anak, atau menghadiri acara lain, itu yang menjadi masalah. Saya sering mengamati kebiasaan teman-teman saya yang selalu menenteng BB, dan tidak pernah melepaskan jarinya dari keyboard untuk BBM-an. Dalam pengamatan itu, saya menilai bahwa BBM telah membuat mereka berubah! Ya, berubah! Mereka yang BBM-an cenderung abai lingkungan sekitar, tidak fokus, dan kadang membuat tidak nyaman. Bayangkan, ketika asyik ngobrol, tiba-tiba matanya beralih ke BB-nya dan mulai tat-tit-tut... Saya sih rasanya jadi nggak penting lagi di situ. Dan parahnya, hal ini juga terjadi dengan bos-bos saya di kantor yang kini juga ikutan tren BB. Dalam rapat, mereka juga bawa BB, dan seperti biasa, tat-tit-tut... Akibatnya, rapat jadi gak fokus... dan dalam jangka panjang jelas merugikan organisasi. Productivity Paradox Perkembangan teknologi memang memiliki sisi baik dan buruk. Banyak kajian sudah dilakukan mengenai hal ini. Di satu sisi, teknologi bisa membuat manusia lebih baik, efisien dan produktif. Namun, di sisi lain, penggunaan yang tidak semestinya atas teknologi yang dikuasainya juga bisa berdampak pada penurunan produktivitas. Itulah mengapa teknologi bisa juga paradoks bagi produktivitas organisasi. Fenomena ini, sebenarnya tidak hanya disebabkan oleh BB saja. Teknologi selular lain yang memfasilitasi interaksi online, seperti Facebook, juga memiliki efek negatif yang sama. Coba sekarang saksikan, berapa orang yang pegang handphone asyik FB-an, di kantor, di jalan, di mall, di pasar, di manapun! Efek dari FB kurang lebih sama saja dengan BB. Jika tidak wise dalam menggunakannya, siapapun akan menjadi orang yang suka asyik sendiri, tanpa memedulikan orang di sekitar. Pernahkah Anda diprotes anak Anda dirumah, bahwa Anda sekarang lebih asyik pegang HP ketimbang memandiin dan bercanda dengan mereka? Semoga virus ini tidak menjangkiti Anda sekarang. Kasian mereka kan?

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun