Dukungan bagi upaya penguatan dan pengembangan Alutsista yang dimiliki Indonesia hingga kini terus bergulir. Setelah mendatangkan Kapal Selam Ardadedali -404 yang akan sampai di Indonesia pada 20 hari kedepan, pemerintah Indonesia kembali menyepakati pembelian Jet Tempur yang langsung dipesan di Korsel dalam beberapa bulan kedepan. Upaya melanjutkan kembali kesepakatan antara Indonesia dengan Korsel terjadi ketika peluncuran Kapal Selam Ardadedali 404 beberapa waktu lalu.
Kekuatan Alutsista menjadi daya saing yang bangsa Indonesia di mata dunia. Kecanggihan dan ketersediaan Alutsista menjadi suatu yang harus disiapkan di masa mendatang. Sebagaimana yang disampaikan Menteri Pertahanan bahwa ketersediaan Alutsista baru seperti Kapal Selam dan beberapa Alutsista yang lain  akan meningkatkan kemampuan pertahanan nasional dan menambah daya gentar Indonesia di kawasan.
"Pada prinsipnya tidak akan pernah terjadi pertahanan negara yang kuat tanpa ditopang oleh alutsista yang kuat pula", ungkap Menhan.
Seiring dengan pernyataan Menteri Pertahanan, Pemerintah Indonesia kembali berencana melanjutkan kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan dalam hal Pengembangan proyek pesawat tempur generasi 4.5 KFX/IFX.
Sekretaris Jenderal kementrian pertahanan Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan ada penundaan dalam proyek pengembangan pesawat tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KF-X/IF-X) yang dikerjakan Indonesia bersama Korea Selatan.
Menurutnya masih ada penundaan, dimana penundaan tersebut karena ada keterlambatan proses dalam proyek tersebut. Sekjen mengatakan tidak ada masalah anggaran dalam proyek pengembangan pesawat tempur tersebut. Hanya ada kendala persoalan teknis semata. Hadiyan pun menyebut proyek kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan tersebut masih terus berjalan sampai saat ini.
Perlu diketahui juga bahwa KFX/IFX adalah proyek kerja sama jangka panjang antar pemerintah yang telah berlangsung dengan cukup lancar. Proyek KFX/IFX adalah proyek kerja sama jangka panjang antara Korsel dengan Indonesia untuk membangun kemandirian industri pertahanan di tengah keberadaan negara-negara besar dalam laju pengembangan alat utama sistem persenjataan dunia.
Proyek pembuatan pesawat tempur yang mempunyai rentang spesifikasi teknis di antara generasi 4 dan 5 tersebut pertama kali ditawarkan oleh pemerintah Korsel ke Indonesia pada 2010 dengan melalui tiga tahapan yaitu Fase Pengembangan Teknologi, Fase Pengembangan Mesin dan Manufaktur, dan Fase Pengembangan Produksi.
