Dengan sinergi antar BUMN strategis dan lembaga riset, bukan hal mustahil untuk menciptakan sistem rudal buatan Indonesia sendiri. Namun, semua ini kembali kepada satu faktor utama: kemauan politik dan dukungan publik.
Kemauan Politik: Kunci Produksi Rudal Nasional
Tanpa keberanian politik dari pemimpin negeri, mimpi memiliki industri rudal nasional hanya akan menjadi wacana. Pemerintah harus menetapkan industri pertahanan terutamanya  teknologi rudal sebagai prioritas nasional.
Seperti halnya Korea Selatan dan Turki yang beberapa dekade lalu juga memulai dari ketergantungan, mereka kini telah berhasil menjadi produsen rudal kelas dunia berkat konsistensi politik dan visi jangka panjang.
Pemerintah Indonesia harus memberikan anggaran riset, insentif industri, serta payung hukum untuk mendukung pengembangan sistem rudal nasional. Hal ini perlu disertai regulasi yang mendorong kolaborasi antara universitas, industri, dan militer.
Dukungan Rakyat: Pilar Kedaulatan Pertahanan
Selain kemauan politik, dukungan dari masyarakat juga menjadi bahan bakar utama. Kesadaran kolektif bahwa kedaulatan bangsa tidak bisa disewa harus menjadi nilai yang ditanamkan dalam benak publik.
Membangun industri pertahanan tidak semata-mata untuk ambisi militer, tetapi sebagai simbol berdiri di atas kaki sendiri (berdaulat) dalam menjaga integritas wilayah NKRI. Rudal nasional bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal harga diri bangsa.
Pendidikan dan kampanye kesadaran publik perlu dilakukan agar rakyat memahami pentingnya kemandirian teknologi militer. Karena di masa depan, bukan lagi jumlah tentara yang menentukan, tetapi siapa yang mampu menguasai teknologi strategis.
Jalan Menuju Industri Rudal Nasional: Apa yang Bisa Dilakukan Sekarang?
Ada beberapa langkah konkret yang bisa mulai dilakukan:
- Penguatan Riset dan Inovasi
- Pemerintah perlu mengucurkan anggaran khusus untuk riset rudal di lembaga seperti BRIN, LAPAN, dan universitas teknik.
- Alih Teknologi dari Mitra Strategis
- Setiap pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dari luar harus disertai offset atau transfer teknologi yang signifikan.
- Pengembangan SDM Pertahanan
- Pendidikan tinggi dan pelatihan vokasi di bidang teknik roket dan sistem kontrol rudal harus diperluas.
- Kolaborasi Multisektor
- BUMN pertahanan, TNI, universitas, dan industri swasta perlu duduk satu meja membentuk konsorsium rudal nasional.
- Dukungan Legislasi dan Regulasi
- DPR dan pemerintah pusat perlu membuat UU khusus tentang industri pertahanan strategis dan teknologi tinggi.
Menatap Masa Depan: Kedaulatan Harus Dibangun Sendiri
Perang Iran-Israel memberikan pelajaran penting bagi Indonesia. Dunia sudah berubah. Perang modern tidak lagi didominasi oleh kekuatan manusia, melainkan oleh teknologi. Dan teknologi ini tidak bisa dibeli begitu saja saat krisis datang.
Indonesia harus menatap masa depan dengan keberanian. Kita tidak bisa bergantung selamanya pada negara lain untuk pertahanan. Kemandirian teknologi rudal bukan hanya soal kesiapan perang, tapi soal mempertahankan eksistensi bangsa di tengah gejolak global.
Kita punya semua syarat untuk mewujudkan cita-cita ini: SDM, SDA, industri, dan semangat kebangsaan. Tinggal satu yang harus kita wujudkan bersama: kemauan politik dan kesadaran rakyat.