Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tanya Tak Dijawab

24 September 2021   08:43 Diperbarui: 24 September 2021   11:28 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanya tak dijawab dokpri Eko irawan

Ini caramu, agar aku tak terluka. Agar aku merasa nyaman dalam hubungan ini. Tapi aku bukan cenayang. Yang serba tahu. Paham sebelum terjadi. Aku manusia biasa yang mencintaimu. Tanpa alasan.

Bukan soal apa, atau idealnya bagaimana. Aku selalu bilang, cinta itu sama sama butuh. Dan sama sama tanpa alasan. Cinta itu buta, tak peduli apapun. Kalo sama sama cinta, tak ada alasan untuk menolak. Banyak cara menuju bahagia bersama. Dan itu hak, milik kita para pencinta.

Ragu ragumu, takutmu, dan apapun alasan alasan itu, sebenarnya tak perlu. Cinta itu penuh pengertian dan komitmen. Jangan hanya cinta dibibir saja. Atau di chattingan dalam kata. Apalagi disimpan dalam hati.  Ini hidup. Nyata ada. Bukan rasa khayal. Tumbuh diantara aku, dan dirimu. Tanpa syarat.

Aku menerimamu apa adanya. Kau sudah buktikan sendiri. Aku juga tak peduli masa lalumu. Bagiku, yang kubutuhkan itu sekarang. Kita hidup untuk masa depan. Bukan hidup meratapi masa lalu. 

Apa kata orang, itu tak penting. Yang jalani itu, aku dan kamu. Susah senang itu kita, bukan mereka. Untuk apa mikir bacot orang lain, kita tidak bergantung bacot mereka. Hidup sendiri. Berjuang bersama, untuk membuktikan bacot mereka, adalah sampah. Untuk apa mengurusi sampah? Sampah itu dibuang, bukan disimpan dalam hati.

Orang menilai sisi luar. Sisi yang tampak. Tapi cinta ini bukan urusan mereka. Tapi kita. Aku dan kamu. Hati kita. Nyaman kita. Kita harus punya prinsip. Dan prinsip kita pilihan kita sendiri. Karena cinta yang sesungguhnya, tak mudah tertiup angin.

Nasib cinta ini, apa kata kita sendiri. Ini kuat, tapi rapuh. Aku memakai logika. Dirimu pakai perasaan. Bagiku siapa yang bersungguh sungguh, akan memetik hasilnya. Tapi bagimu, sulit dipahami. Karena cinta wanita itu beda. Penuh misteri. Aku tahu, kamu mencintai aku. Tapi dengan caramu.

Kepastian. Jawaban. Dan sikap. Itulah tiga kata membangun cinta ini. Tapi kita punya rasa. Punya karsa. Punya upaya. Ini bukan tontonan. Ini perjuangan. Saling dukung. Saling melengkapi. Untuk saling menguatkan. Inilah panggung cinta kita, milik kita sendiri. Kita isi apa, terserah. Kita yang jalani. Apapun itu.

Tanya tak dijawab. Berarti menunggu dalam relung sendiri. Membangun dunia khayalan. Bukan fiksi, tapi doa terindah. Visualisasi kebahagiaan berawal dari mimpi. Sekalipun mimpi ini terlarang. Aku ada, kaupun ada. Dimana masalahnya. Karena cinta ini tak mungkin hanya ada aku saja.

Malang, 24 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun