Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memahami Online Shop: Siapa yang Blok Goblok

21 Mei 2021   14:30 Diperbarui: 21 Mei 2021   14:57 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi pemerintah, harus ada sosialisasi regulasi yang jelas, sehingga konsumen terlindungi. Banyak kasus terjadi dan tidak terungkap. Konsumen banyak yang memilih diam, karena cara melaporkan bagaimana dan kemana melaporkannya, belum ada mekanismenya. Jika sudah ada regulasi, harus disosialisasikan kepada masyarakat. 

Kenapa Tradisi Marah marah jadi viral 

Seorang ayah tiba tiba marah marah pada kasir minimarket. Alasannya sang kasir melayani anak dibawah umur beli voucher game online senilai 800ribu. Apa salah sang kasir? Panjanglah Omelan amarah sang ayah.namun  Tak beberapa lama Kemudian berbekal materai beliau membuat pernyataan menyesal dan minta maaf. Aneh bukan? Dari segi apapun, kegaduhan marah marah tak bermutu dan mengkambing hitamkan orang lain, sedang jadi trend. Marah didahulukan, padahal lupa siapa yang sebenarnya bersalah tanpa introspeksi terlebih dahulu. 

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, guyub rukun dan menjunjung tinggi falsafah Bhineka tunggal Ika. Jika ada konflik, bermusyawarah mufakat untuk mencari solusi. 

Kegaduhan yang arogan dan sombong dengan ngaku ngaku kerabat anggota pejabat atau penguasa tertentu, malah menunjukan sikap tak bermutu. Jika memang benar anggota keluarga pejabat, kok tidak ngerti aturan? 

Kasus ibu yang mengatakan petugas sebagai nama hewan karena diminta putar balik atau kasus wanita muda yang marah marah dan angkat kaki di dashboard mobil, terus bilang anggota keluarga Polri, bilangnya mau melayat tapi tujuannya kearea rekreasi, bajunya juga tidak menandakan suasana duka. Jika benar adalah anggota keluarga, kenapa tidak menghargai petugas. Ujung ujungnya minta maaf dan surat pernyataan bermaterai. 

Miris rasanya melihat prilaku bar bar yang sama sekali tidak bermutu. Mudah banget bilang khilaf lalu minta maaf. Seharusnya malu dong marah marah melawan aturan yang ditetapkan. 

Saatnya warga Indonesia kembali ke fitrah bangsanya yang ramah, sopan santun, guyub rukun dan tepo sliro. Dahulu bangsa asing salut melihat keramahan orang Indonesia, kenapa sebagai orang Indonesia sendiri, pemilik budaya tersebut malah bersikap arogan, sok kuasa, marah marah dan dengan mudah melecehkan orang lain sebagai binatang, atau blok goblok. 

Semoga artikel ini menginspirasi. Artikel ini semata mata ulasan agar Warga Bangsa Ini kembali ke fitrah bangsanya. Siapa yang harus bangga, jika bukan bangsa Indonesia sendiri

Malang, 21 Mei 2021

Oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun