Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Saatnya Move On dari Patah Hati

3 April 2021   17:55 Diperbarui: 3 April 2021   18:06 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Eko Irawan 

Saatnya Move on dari Patah Hati

----------------

Aku tak mengerti ada apa dengan dirimu. Cinta itu seharusnya tanpa alasan. Tanpa saling menyakiti. Saling jaga dan saling memberi nyaman. Toh, ini hidup kita sendiri. Milik kita. Dalam suka duka.

Namun apa daya, takdir bicara lain. Dibahas, hanya saling menyakiti. Tak dibahas, tak kunjung usai. Bertumpuk masalah jadi dilema. Aku jadi seperti tak tegas, tak teges. Mau saja dipermainkan. Disiksa batin. Diperah raga. Seperti kerbau dicocok hidungnya. 

Diamku dikira bodoh. Bisa ditelikung kanan kiri. Kau selalu tanya bukti. Yang sudah lalu, tak diakui semua. Kau bilang hidup denganku menderita. Kau sudah punya penggantiku. Yang lebih baik dariku.

Dan saatnya aku harus pergi. Meninggalkan semua kenangan. Masih ada tugas yang masih kukerjakan. Itu bukan berarti aku tunduk padamu. Mengharapmu kembali. Tidak.

Cukup sudah kau sepelekan aku. Aku tak balas dendam. Aku ikhlaskan saja. Aku boleh ditipu. Tapi akankah Tuhanmu juga kau tipu? Tuhan tahu semua. Dan itu tak bisa kau dustakan, sekalipun semua manusia mendukungmu. Membenarkan dirimu. Tapi keadilan Tuhan jawabnya. Aku pasrah.

Kita sudah berbeda jalan. Tak cocok, dipaksa, semakin sulit. Jodoh sudah habis. Bertahan, semakin saling menyakiti. Hanya membangun intrik dendam, tiada akhir.

Saatnya move on. Pergi dari patah hati. Semakin keluh kesah, hanya memikul beban. Semakin sambat, semakin gelap hati. Menutup rejeki. Penghalang berkah. Ikhlaskan saja semua. Aku berusaha semampuku. Hasilnya jangan ditanyakan aku, karena semua dari keadilan Tuhan. Bukan aku yang mengabulkan, tapi Tuhanlah yang menentukan. Aku berpasrah.

Malang, 3 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun