Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tips Berkarya Aktif Kreatif Itu Ternyata

2 Desember 2020   05:55 Diperbarui: 2 Desember 2020   06:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri foto Eko Irawan

Tips yang akan saya bagi kali ini dalam Ruang Kelas Alternatif adalah tentang bagaimana seorang pembelajar bisa konsisten berkarya aktif kreatif sehingga karyanya tersebut punya tempat tersendiri Dimata pencinta dan penggemar output dari karya tersebut. 

Dapat nilai bagus di sekolah standar belum menjamin dia mampu berkarya. Dia buat karya karena motivasinya dapat nilai dan lulus. Itu disuruh orang brow. Tantangannya, tak disuruh pihak lain, tapi berkarya. Bisa tidak? Semoga artikel ini menginspirasi.

Mau jadi apa? Tunjukan karyamu 

Ada banyak peluang tersedia disekitar kita. Masalahnya, kita tak bisa dan mampu membaca, mengolah dan menjual peluang itu menjadi Asset yang menguntungkan. Jika mampu, Asset itu akan jadi grand tiketmu menguasai masa depan milikmu sendiri. Lihat, segera mulai dan berani. Para pejuang kemerdekaan, bisa melihat peluang kemerdekaan Indonesia. 

Mereka segera mulai dengan berani mengusir penjajah. Inilah wujud karya para pejuang untuk kemerdekaan Indonesia dengan taruhan merdeka atau mati. Diera sekarang, semangat ini kendur. Maunya enak. Tak perlu susah berjuang, tapi hidup nikmat. Itu budaya pemalas. Tak ada yang instan dalam hidup ini. Untuk beli mie instant saja harus punya uang. Bagaimana cara punya uang? Mengemis atau bekerja? 

Peluang tersedia kok. Banyak melimpah. Agar bahasan artikel ini tak melebar, maka kita lihat peluang menulis sebagai topiknya. Karena saya melihat, budaya menulis masih rendah. Dan menulis ini penting. Jika para penulis ini tidak menorehkan tulisan didalam prasasti Dinoyo, kita tak bakalan tahu di malang pada tahun 760 Masehi telah ada kerajaan Kanjuruhan. 

Menulis itu ibarat pengantar dirimu mau jadi apa. Mau jadi sejarawan? Tulislah tema sejarah. Temukan passionmu, Ndak pakai lama, mulai sekarang dengan berani atau kamu pilih banyak alasan dan menunda karya. Menunggu apa? Kesempatan dan semangat itu datangnya sekali, tak menunggu keadaan sempurna. 

Karena dalam hidup itu tidak ada keadaan sempurna. Jadi mulailah sekarang sebagai Pioneer, atau nunggu nanti tapi jadi penonton. Sedih lho jadi penonton itu. Misal kita penonton film. Di film itu, actornya makan. Apa penonton ikut makan? Tidak. Sebab penonton hanya melihat saja, tanpa ikut memetik hasil.

Ayo berlatih, berlatih dan berlatih.

Ibarat pisau, kemampuanmu terbentuk jika kamu rajin mengasahnya. Tanpa diasah, kemampuanmu itu akan tumpul. Berlatih adalah cara mengasah kemampuan. Tak ada karya besar, tanpa didahului karya kecil. Disinilah dibutuhkan latihan membuat karya besar. Menulis itu juga butuh berlatih. Jangan takut dikatai, tulisanmu tak bermutu. 

Terus aja berkarya. Kamu dihargai karena karyamu lho. Jika kamu takut dan ragu ragu, tak bakalan kamu punya karya yang bisa diapresiasi orang lain. Jadilah Pioneer baru dengan ide ide yang tidak lazim. Menulis itu ibarat ketrampilan. Tak pernah berlatih, sama halnya karya tersebut akan itu itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun