Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pemberdayaan Slilir, Desa 1000 Tahun

26 November 2020   16:00 Diperbarui: 26 November 2020   16:03 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri foto Eko Irawan

Sendiri itu berat, tapi akan ringan jika dipikul bersama. Itulah filosofi sederhana membangun sinergi antara 3 kekuatan komunitas memulai langkah awal pemberdayaan masyarakat di kampung Nila Slilir. Berikut hasil liputan acara kopdar yang diselenggarakan pada Minggu, 22 November 2020 di Kampung Nila Slilir.

Budidaya Nila di Slilir

Keberadaan pokdakan Kampung Nila Slilir sungguh sangat menarik untuk dicermati. Aksi nyatanya bukan sekedar konsep di atas langit. Pemberdayaan masyarakat dan swadayanya patut diacungi jempol. Sebuah langkah berani tapi penuh pertimbangan.

Prospek budidaya nila dengan teknologi bioflok merupakan upaya positif mencukupi kebutuhan pangan keluarga, membuka lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan masyarakat.

Komunitas Bolang Kompasiana pagi itu mensupport kampung Nila Slilir dengan program wisata Investasi. Sebuah konsep keswadayaan komunitas untuk turut mendukung tumbuh kembang pemberdayaan Masyarakat menuju daulat ikan. Kedepan, secara bertahap Kampung Nila Slilir akan menjadi destinasi wisata kuliner dan wisata budidaya Nila, sebuah konsep wisata edukasi yang menarik. 

Reenactor Ngalam dan Kampung Nila Slilir

Pengalaman pengembangan Kampung tematik yang dibangun Reenactor Ngalam juga digunakan untuk mensupport keberadaan dusun Slilir. Memang tak ada hubungan antara sejarah dan budidaya Nila, namun dengan hadirnya Reenactor Ngalam ini memberikan sumbangsih baru mengangkat potensi lain dari dusun slilir menuju permukaan. Slilir adalah jalur gerilya pada masa perang kemerdekaan di malang.

Pada masa sejarah sebelumnya, Slilir juga punya peran penting pada masa kerajaan Singhasari. Slilir merupakan kata unik, sangat sesuai dengan keberadaan desa masa Singhasari yang ditempati oleh Wangsa Sinelir. Konon wangsa sinelir ini membangun sebuah Wanua atau desa, dimana yang tinggal di desa tersebut merupakan kerabat dari Kendedes dan Akuwu Tunggul Ametung.

Konflik panjang wangsa Sinelir dengan wangsa Rajasa, merupakan konflik internal perebutan kekuasaan di kerajaan Singhasari. Jadi Nama Bakalan Krajan, diera sekarang sangat masuk akal jika diartikan sebagai cikal bakal kerajaan. Sebagai desa kuno, usia dusun slilir lebih dari 1000 tahun dan masyarakat disekitar masih terus menunjukan semangat nguri nguri sejarah dusunnya dengan cara pemberdayaan masyarakatnya melalui kampung Nila Slilir.

Penghitungan usia slilir sebagai bagian wilayah dari Wanua Gurung Gurung dapat ditemui dari Prasasti Turyyan. Saat launching prasasti tersebut, disebutkan datang pejabat dari Gurung Gurung sebagai tamu kehormatan. Pengakuan ini sebagai penanda, bahwa dimasa tersebut posisi Gurung Gurung sangat penting. Letak Gurung Gurung sekarang disebut dusun Urung Urung terletak dalam administrasi kelurahan Bakalan Krajan. 

Prasasti turyyan bertanggal 15 suklapaksa tahun 851 saka. Jika dikonversi ke penanggalan Masehi maka ketemulah hari lahir Bakalan Krajan kecamatan Sukun kota Malang pada tanggal 24 Juli 929. Seribu tahun lebih desa ini berkarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun