Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berharap dalam Rekam Galau

19 November 2018   09:13 Diperbarui: 19 November 2018   09:57 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu tak akan pernah kembali. Tak mungkin diurai lagi.
untuk isi kisi kisi kosong. Yang Kemarin melompong hampa.
sia sia melalaikan yang sudah. Tiada guna mengeluh dalam galau.
Karena hari ini adalah sekarang, bukan tentang kemarin

Berharap itu doa doa. Yang mengalir dalam hukum waktu.
terus maju dalam rangkaian takdir. saat kemarin telah berlalu.
dan sekarang adalah kemarin untuk hari esok. apa yang akan ditunjukan?

Galau ini adalah resah. Yang membekukan pikiran. Yang menyelimuti hati.
Langkah serasa kaku. Kaki ini beku. Jiwa ini ragu. Aku ingin berubah.
Jalan ini penuh rahasia. Disana ada secercah harap. Yang menunggu. Yang menanti.
takut gagal adalah keniscayaan. Yang menjajah hingga aku hanya bisa diam
mendengar ocehan rekam galau yang ganas

Untuk apa bicara lagi lalu. Untuk apa memikir beban. Ayo terbang.
Karena menunggu adalah menunda. Dan menunda adalah saat saat terhenti.
Terus melangkah. Terus Maju. Terus berjuang.
ayo mencapainya. Ayo meraihnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun