Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mampukah Kampung Menjadi Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat?

21 Agustus 2018   16:14 Diperbarui: 21 Agustus 2018   18:28 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung Warna Warni di Kelurahan Jodipan Kota Malang adalah inspirasi bagi Kampung Kampung yang lain, tidak hanya di Kota Malang tapi juga kampung kampung di seluruh Indonesia. Pertanyaannya mampukah Kampung menjadi destinasi wisata berbasis masyarakat?

Angkat Potensi "Orisinil Kampung"

Tiap Kampung punya ciri khas dan potensi sendiri sendiri. Potensi tersebut sebenarnya bisa diangkat menjadi destinasi wisata yang unik dan menarik sesuai potensi yang dimiliki masyarakat. Apakah potensi tersebut menarik untuk dikunjungi dan layakah menjadi destinasi wisata? inilah yang harus digali dan diangkat sebagai potensi "orisinil Kampung" yang unik dan menarik.

Tanpa ada yang sifatnya unik dan menarik dari kampung yang bersangkutan adalah sangat sulit menarik wisatawan mau berkunjung ke kampung dimaksud, apalagi yang ditonjolkan adalah potensi bon bonan atau pinjaman dari kampung yang lain. Potensi Orisinil adalah modal utama sebagai magnet menarik wisatawan datang berkunjung dan berbelanja di kampung dimaksud, sehingga ekonomi kreatif masyarakat bisa tumbuh.

Sungguh ironis bila masyarakat di kampung tidak bisa menikmati limpahan rejeki dari wisatawan yang datang dan berbelanja oleh oleh atau souvenir di kampungnya. Masak hanya jadi penonton doang dari kemajuan kunjungan dikampungnya?

Sinergi bersama, bukan jalan sendiri sendiri

Sebuah Kampung bisa tumbuh menjadi destinasi wisata minimal ditopang 4 buah pilar utama. Pertama, Itikad masyarakat sendiri maukah berubah dan mengangkat potensi orisinil kampungnya. Tanpa peran masyarakat yang tinggal di Kampung tersebut, ide destinasi kampung adalah nonsen. Kedua adalah dukungan dari stage holder terkait, dalam hal ini pemerintah daerah. Peran Pemda setempat adalah melindungi, mempromosikan dan membantu tumbuh kembang dari niat baik masyarakat membangun destinasi wisata kampung.

Tanpa peran pemda, ramainya kampung dengan tumbuhnya PKL akan mengganggu lalu lintas dan menjadi musuh Polisi Pamong Praja yang menganggap destinasi kampung tersebut ilegal dan wajib dibubarkan. Ketiga adalah campur tangan dari sponsor dan pemilik modal, mau tidak membagikan CSR-nya untuk membantu tumbuh kembang dari destinasi kampung.

Tanpa adanya bantuan atau sponsor dari pihak ke-3, dalam hal ini dianggap sebagai CSR, Destinasi wisata kampung ibarat segan tumbuh, mati enggan. Akan Jalan ditempat karena jika mengandalkan swadaya masyarakat akan jadi beban dari masyarakat itu sendiri dan mengharapkan uluran dari pihak pemda juga membutuhkan proses penganggaran yang lama dan belum tentu disetujui karena menyangkut segala macam aturan yang wajib ditegakkan. Misal penerima bantuan harus berbadan hukum. Dan Pilar ke empat dari sinergi ini adalah pengurus dari kampung tersebut yang secara profesional wajib mengelola kampungnya. Jika belum ada apa apanya, fungsi ini tidak ada yang mau bertanggung jawab. Namun jika sudah menampakan hasil, posisi ini menjadi rebutan dari pihak pihak yang menjadi pahlawan kesiangan yang mengklaim ini idenya dan wajib jadi ketua. Pengelola ini bisa berwujud komunitas independen atau Kelompok Masyarakat Sadar wisata atau yang kita kenal pokdarwis.

Keempat pilar tsb harus sinergi tidak hanya menggagas, tapi juga bertanggung jawab tanpa saling mencurigai mengawal tumbuh kembang dan mewujudkan cita citanya. catatannya, harus kompak dan saling menghargai dengan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. ini berjuang bersama, bukan yang satu merasa superior dan yang lain diperalat. Sinergi ini sangat diperlukan sebagai bentuk komitmen bersama untuk tumbuh dan berkembang, dengan saling mendukung dan mensupport dimasa masa mendatang.

Bukan Hanya Penoton, tapi bisa menikmati tumbuhnya ekonomi kreatif masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun