Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah, Buku-buku saya yang sdh terbit dapat dilihat di Google Books Eko Setyo Budi (buku eko setyo budi). Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cafe & Resto Area Gumitir: Tempat Ideal Istirahat Sambil Wisata Alam

26 September 2025   16:03 Diperbarui: 26 September 2025   16:20 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sahabatku bernyanyi (Dok.Pribadi)

Diruang utama cafe ini tersedia meja kursi semua terbuat kayu bisa beberapa set cukup untuk pengunjung yang datang berombongan. Juga ada kursi memanjang dan meja yang panjang satu set berbentuk unik seperti pohon besar dibelah bisa menampung satu rombongan kendaraan kecil. Di sudut ruang utama ada tempat live music pengunjung bisa menyanyi atau karaoke terpampang layar TV cukup besar. Tidak jauh dari ruang utama tersedia Toilet dan Mushalla.

Sahabatku bernyanyi (Dok.Pribadi)
Sahabatku bernyanyi (Dok.Pribadi)

Ciri khas Cafe Gumitir yakni menyajikan minuman kopi dan teh yang berasal dari produk yang ditanam, dipelihara, dipanen dan diolah oleh kebun milik PTPN XII (Persero). Minuman khas berupa kopi luwak, kopi lanang dan teh semaunya produksi kebun-kebun PTPN XII (Persero). Juga tersedia minuman lainnya seperti wedang jahe, es degan gula merah dan aneka jus. Selain itu terdapat juga kopi tanpa ampas berupa kopi espresso dan kopi cappuccino yang dibuat dengan espresso machine.

Pengunjung bisa memesan makanan khas berupa ayam goreng laos, bebek goreng sambel setan dan sop iga. Sedangkan camilan/jajanan yang tersedia berupa singkong goreng renyah, tahu petis dan tempe goreng tepung.  

Bercengkrama saat sunset (dok.pribadi)
Bercengkrama saat sunset (dok.pribadi)

Spot foto saat Sunset (dok.pribadi)
Spot foto saat Sunset (dok.pribadi)

Menu makanan dan minuman cukup komplit ini memanjakan pengunjung duduk-duduk di ruang cafe, melihat-lihat taman bunga yang tertata rapi di lingkungan halaman cafe. Di antara taman bunga itu terdapat beberapa spot foto. Pengunjung bisa berfoto ria di spot-spot yang menarik seperti kursi besar, naik ke atas tangga besi di situ ada kerangka besi pintu terbuka, naik ke atas dudukan dua kursi di tengah mejanya ada kerangka besi berbentuk daun waru (love), dsb.

Wahana Wisata Cafe & Rest Area Gumitir

Beberapa sarana penunjang wisata di Cafe & Rest Area Gumitir berikut ini.

  • Di rest area Gumitir terdapat kursi raksasa yang terbuat dari kayu utuh jenis segawe. Pengunjung dapat menaiki kursi tersebut untuk melihat pemandangan kebun kopi dan hutan yang berada di lingkungan cafe.
  • Outbond & Flyong Fox. Permainan outbond berupa spider web, jumping dot dan jembatan elvis akan membuat adrenalin anda meningkat. Selain itu anda bisa merasakan sensasi meluncur dengan sarana Flying Fox dilingkungan tanaman Kopi pada ketinggian 15m sepanjang 100 m.
  • Kereta Wisata, Jeep Willys dan Kereta Kelinci. Kendaraan ini akan mengantar anda keliling kebun kopi, mengunjungi terowongan Kereta Api peninggalan jaman Belanda, pengolahan Kopi dan rumah dinas pimpinan kebun peninggalan jaman Belanda.
  •  ATV. Wahana offroad yang menantang mengelilingi area tanaman kopi sekitar cafe.
  • Area Berkuda. Menunggang kuda mengelilingi areal tanaman Kopi di area sekitar Cafe.
  • Area Bermain Anak. Sarana bermain untuk anak-anak disediakan secara gratis.
  • Area Perkemahan. Area perkemahan yang cukup luas berada di rindangnya tanaman sengon dan mahono.
  • Lapangan Olah Raga. Area ini bisa digunakan untuk aktivitas olah raga dan pertemuan.
  • Gedung Pertemuan, gedung pertemuan ukuran 9 x 14 . di dekat pabrik pengolahan kopi bisa digunakan untuk aktivitas pertemuan.

Sekilas Legenda dan Masa Kolonial Belanda di Gunung Gumitir

Dilansir dari p2k.stekom.ac.id, nama Gumitir diyakini berasal dari kisah Damar Wulan. Setelah berhasil membunuh Menak Jinggo, Damar Wulan membawa kepala musuhnya itu. Namun, di perjalanan ia bertemu Layang Seta dan Layang Kumitir, putra kembar Patih Logender. Keduanya menipu Damar Wulan dan merebut kepala Menak Jinggo.

Nama Gumitir berasal dari kisah Damar Wulan (Foto/dok.pribadi)
Nama Gumitir berasal dari kisah Damar Wulan (Foto/dok.pribadi)

Gunung tempat penipuan itu terjadi kemudian dikenal sebagai Gunung Kumitir atau Gumitir. Kisah ini masih populer di kalangan masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya, memperkuat citra Gumitir sebagai gunung penuh sejarah dan mitos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun