Vegetasi penahan pantai seperti mangrove, cemara laut, atau pandan laut wajib ditanam di area 200 meter dari bibir pantai. Tujuannya melindungi tambak dari abrasi, angin kencang, dan gelombang besar. Sabuk hijau ini juga menjaga ekosistem pesisir agar tetap seimbang dan menjadi habitat penting bagi berbagai spesies.
5. Alas dalam tambak yang masih ada harus tetap dipertahankan.
Alas tambak adalah lapisan dasar tambak yang sering masih ditumbuhi vegetasi alami (seperti rumput laut kecil atau tumbuhan dasar). Alas ini membantu menjaga kestabilan ekosistem tambak, menjadi tempat tumbuh plankton alami, serta mendukung keseimbangan kualitas air. Kalau dibersihkan habis, ekosistem alami tambak akan rusak.
6. Jika menebang pohon, maka wajib menanam kembali sejumlah pohon yang sama.
Aturan ini adalah prinsip dasar reboisasi. Fungsi pohon di sekitar tambak tidak hanya estetika, tetapi juga ekologis: mencegah abrasi, menjaga kualitas air, dan melestarikan biodiversitas. Dengan menanam kembali sejumlah yang ditebang, keseimbangan lingkungan tetap terjaga dan keberlanjutan tambak bisa dipertahankan.
Bagi masyarakat tambak, aturan ini mungkin terasa berat pada awalnya. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, langkah tersebut menjadi investasi jangka panjang. Pohon-pohon penyangga tambak tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari abrasi dan banjir rob, tetapi juga sebagai benteng alami ekosistem pesisir. Dengan adanya reboisasi, kualitas air lebih terjaga, lingkungan lebih sejuk, dan tambak bisa bertahan lebih lama.
Program reboisasi ini menandai kesadaran baru bahwa budidaya udang windu bukan hanya soal keuntungan ekonomi, tetapi juga soal warisan lingkungan bagi generasi mendatang. Jika aturan ini ditegakkan, maka Sidoarjo tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil udang windu terbaik, tetapi juga sebagai pionir dalam budidaya yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
***
Sidoarjo, 10 September 2025
Eko Setyo Budi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI