Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah. Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Event Budaya Sawunggaling, Cermin Pelestarian Budaya Lokal (Bag.12)

2 September 2025   10:45 Diperbarui: 2 September 2025   13:33 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sawunggaling (dok.pribadi)

Event Budaya Sawunggaling, Cermin Pelestarian Warisan Budaya Lokal

Sawunggaling atau Jaka Barek adalah tokoh legenda dalam budaya Jawa Timur merupakan warisan budaya daerah yang patut dilestarikan untuk generasi penerus. Oleh karena itu, khususnya di Surabaya ada beberapa tempat dan fasilitas yang terkait dengan budaya dan Sawunggaling seperti: UPT Taman Budaya Jawa Timur terdapat pusat kegiatan seni budaya yang memiliki fasilitas seperti Gedung Cak Durasim dan Sawunggaling Hall untuk berbagai acara dan kegiatan seni. Sawunggaling Hall di dalamnya untuk ruang pamer seluas 6,5 x 17,5 meter yang dapat digunakan untuk berbagai acara.

Selain itu, beberapa event budaya lokal juga diinisiasi oleh masyarakat untuk mengenang dan melestarikan kisah Sawunggaling, antara lain:

*   Lomba Suluk Sawunggaling

Sebuah tradisi unik yang rutin digelar oleh Paguyuban Raden Sawunggaling di Kota Surabaya. Lomba ini merupakan bentuk penghormatan terhadap doa dan wirid yang dilantunkan Sawunggaling sebelum bertanding atau sayembara.

Lomba Suluk Sawunggaling merupakan bagian dari rangkaian acara bertajuk Doa dan Angkat Budaya yang diselenggarakan oleh Paguyuban Raden Sawunggaling setiap tahun di kompleks Pesarean Raden Sawunggaling, Surabaya, seperti pada tanggal 21--23 Oktober 202. Suluk Sawunggaling sendiri adalah doa yang diucapkan oleh tokoh Sawunggaling sebagai wujud rasa hormat kepada orang tuanya sebelum mengikuti sayembara atau lomba untuk menggantikan tahta Adipati Jayengrono. Lomba ini diikuti oleh masyarakat sekitar, sekitar 15 peserta, bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi doa yang penuh makna historis dan spiritual

*   Tradisi Udik-udik

Tradisi ini berupa penaburan koin sebagai simbol rasa syukur dan berkah. Biasanya dilaksanakan di area Pesarean Raden Sawunggaling, dan melibatkan anak-anak serta masyarakat sekitar. Uang koin tersebut ditempatkan di bokor bersama dengan beras merah (keberanian), beras kuning (kemakmuran), dan beras putih (kesucian), lalu didoakan oleh juru kunci agar membawa berkah.

Anak-anak berebut uang koin dalam tradisi Udik-udik(Sumber: www.superradio.id)
Anak-anak berebut uang koin dalam tradisi Udik-udik(Sumber: www.superradio.id)

*   Kirab Sawunggaling

Kirab Sawunggaling sampai saat ini terus dihidupkan oleh warga Lidah Wetan sebagai Warisan Budaya Lidah Wetan.  Kirab Sawunggaling merupakan salah satu bentuk perayaan budaya masyarakat Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, yang hingga kini masih rutin diselenggarakan setiap tahun. Tradisi ini telah berlangsung sejak tahun 2012 dan biasanya dilaksanakan pada bulan Oktober. Kirab ini diadakan untuk mengenang dan menghormati keluarga besar Joko Berek, atau yang lebih dikenal dengan Raden Sawunggaling, tokoh legendaris yang dahulu menetap di Kampung Wlidah Donowati kawasan yang kini dikenal sebagai Lidah Wetan.  

Peserta kirab berangkat dari Balai Kelurahan Lidah Wetan (Sumber: bacasaja.id)
Peserta kirab berangkat dari Balai Kelurahan Lidah Wetan (Sumber: bacasaja.id)

Keberlangsungan tradisi ini tidak terlepas dari adanya proses akulturasi budaya antara budaya Jawa dan Islam, yang memungkinkan masyarakat Lidah Wetan untuk menerima dan melestarikannya hingga saat ini. Selain itu, partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, kelompok pemerhati budaya Kota Surabaya, serta dukungan dari pemerintah khususnya Dinas Pariwisata Kota Surabaya menjadi faktor penting dalam menjaga eksistensi tradisi ini. Dukungan pemerintah pun tidak sebatas kehadiran seremonial semata, tetapi juga mencakup bantuan secara materiil demi kelancaran pelaksanaan Kirab Budaya Sawunggaling setiap tahunnya.  

Event-event tersebut mencerminkan semangat pelestarian budaya dan keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah dalam merawat warisan sejarah lokal. Tradisi ini mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengenal akar sejarah dan nilai budaya leluhur Surabaya secara interaktif dan spiritual.

Bersambung ....

Sidoarjo, 2 September 2025

Eko Setyo Budi (pemerhati budaya)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun