Manusia itu seharusnya menjadi berkat bagi bumi. Sebab hanya manusialah yang mampu berpikir. Sementara mahluk lain memainkan insting. Manusia tahu bahwa dicubit itu sakit maka dia semestinya tidak mencubit. Bahkan ketika dia tahu bahwa yang dicubit tidak akan bisa membalas. Manusia tahu bahwa luka itu perih, tentu dia tidak akan melukai. Bahkan dia akan membalut jika ada yang terluka.
Kuasa manusia semestinya dilakukan secara bertanggung jawab. Baik kepada manusia maupun alam. Maka yang harus dikembangkan bukan saya tapi kita. Jika yang saya pikirkan hanya saya, maka dunia ini tidak akan cukup luas untuk memenuhinya. Saya akan banyak melukai orang lain. Individualistik dan egois. Selama masih menguntungkan saya maka saya tidak akan peduli kalau itu merugikan orang lain. Semakin besar kuasa seseorang (jika dia berpikir tentang "saya") maka akan selalu ada alasan untuk menyingkirkan orang lain.
Aku sayang padamu, Â sayang kepada kalian. Kita saling menyayangi. Rasanya adem dan tenang mendengarnya. Coba kita merubah perfektif kita, dari saya ke kita, dari sekarang ke masa depan. Maka kita akan berpikir dan berbuat untuk keberlanjutan dan kelestarian hidup. Kita akan saling menghargai satu sama lain. Menjalin silaturahmi.
Kasih sayang itu soal simpati dan empati. Soal welas asih dan berbagi kasih terhadap orang lain yang terluka. Kasih sayang itu soal menyisihkan "sedekah" untuk generasi yang akan datang. Kasih sayang itu panggilan setiap manusia (ini tentang kita). Jika kita merasa diri manusia, maka kita tidak akan menghakimi orang yang terkena bencana, tidak akan merusak dan melarang tempat ibadah orang lain, tidak merusak lingkungan...ah, banyak perilaku tidak manusiawi lainnya. Tapi, kita akan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah, papa dan terpinggirkan.
Selamat hari Jum'at. 14 Februari 2020. Elinglah kamu itu manusia.