Sekeptisme adalah sikap keraguan atau cenderung tidak percaya. Keraguan pada diri sendiri ini lah yang kerap membuat orang sulit untuk menerapkan etika stoicism dalam kehidupan sehari-hari.
Kenapa harus menerapkan Etika Stoicism? (WHY)
Ada banyak faktor yang membuat seseorang harus menerapkan etika stoicism untuk mencapai kebahagiaannya, sebagai berikut:
- Mampu beradaptasiÂ
Kemampuan beradaptasi yang baik sangat dibutuhkan oleh para stoik. Pasalnya, dengan adaptasi yang baik, seorang penganut stoikisme bisa lebih mudah memahami lingkungan dan dirinya sendiri.
- Mampu mengembangkan diri
Dengan menerapkan etika stoicism, seseorang bisa lebih mengendalikan mengendalikan dirinya sendiri. Dengan pengendalian diri yang baik, maka seseorang akan lebih mudah mengembangkan diri.
- Hakekat universal manusia
Dalam stoikisme, hakekat universal manusia dapat dipahami melalui beberapa prinsip. Salah satunya adalah rasionalitas. Manusia memiliki akan sehingga bisa berpikir secara rasional, hal itu lah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Dengan pemikiran yang rasional, maka seseorang bisa mengambil keputusan yang tepat.
- Evaluasi diri
Salah satu cara menjadi seorang stoikisme adalah mampu berpikir kritis. Dengan adanya pemikiran kritis tersebut seseorang bisa evaluasi dirinya menjadi lebih baik.
- Prediksi diri
Prediksi diri dalam stoikisme disebut Premeditatio Malorum, yaitu latihan mental membayangkan kemungkinan hal-hal buruk yang bisa terjadi. Tujuannya bukan untuk pesimis, tetapi untuk mempersiapkan batin, mengurangi kejutan emosional, dan melatih ketenangan jiwa.
Bagaimana Cara Menerapkan Etika Stoicism? (HOW)
Ada dua cara yang efektif untuk menerapkan etika stoicism dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut?
- Berpikir positif