Mohon tunggu...
Anggiyanti Eka Wulandari
Anggiyanti Eka Wulandari Mohon Tunggu... Aktor - Menulis Karya

Waktunya Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warga Indonesia Demam Korean Wave

15 Juli 2021   09:05 Diperbarui: 15 Juli 2021   09:15 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam dua dekade terakhir ini, budaya Korea berkembang pesat dan meluas secara global di negara-negara lain. Korean Wave atau Hallyu merupakan budaya popular Korea yang tersebar secara global ke berbagai negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia. Teknologi memiliki sebuah peran penting dalam penyebaran budaya Korea, karenanya memudahkan kehidupan terutama dalam bidang telekomunikasi. Dengan berkembangnya teknologi, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat menerima informasi dari dalam maupun luar negeri, selain itu juga mempermudah adanya penyebaran budaya. Sekarang ini, internet menjadi salah satu media yang intensif dalam penyebaran budaya contohnya yaitu Korean Wave.

Budaya Korean Wave ini keberadaannya banyak diterima oleh publik dari berbagai kalangan. Di Indonesia, fenomena ini dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari di kalangan anak milenial. Hal ini dikarenakan banyak dan besarnya antusias masyarakat terhadap fenomena tersebut. Korean Wave juga berkembang pesat mulai dari industri musiknya, makanannya, hingga dramanya.

Korean Wave tentunya tidak akan jauh dari Korean Drama (K-Drama) dan Korean Pop (K-Pop). K-Drama merupakan sebuah drama televisi yang menayangkan berbagai cerita yang menarik mulai dari isu politik dan sosial, keluarga, persahabatan hingga percintaan. Penyebaran budaya Korea sudah dimulai sejak tahun 2002 di Indonesia. Pada tahun 2011, mulai disusul dengan masuknya musik pop (K-pop) melalui acara program televisi di Indonesia dan menyebabkan masyarakat semakin mengenal boygroup dan girlgroup.

Boygroup yang sudah terkenal di Indonesia ini seperti NCT, EXO, BTS, WayV, Enhypen, TXT, dll. Sedangkan girlgroupnya antara lain BlackPink, RedVelvet, ITZY, dll.  Para pecinta budaya Korea pun banyak yang mengimplemntasikan kedalam kehidupan sehari-hari mulai dari style, skincare, dan gaya bicara.

Adanya Korean Wave di Indonesia kini banyak membuat masyarakat beranggapan bahwa K-Drama dengan sinetron Indonesia berbeda. Menurut pendapat salah satu penggemar K-Drama mengungkapkan bahwa K-Drama merupakan suatu tayangan yang memiliki alur lebih baik dibanding dengan sinetron Indonesia.

"Sinetron Indonesia dengan K-Drama jelas berbeda. Alur cerita dalam K-Drama lebih mudah dimengerti dan tidak bertele-tele, sedangkan sinetron Indonesia alur ceritanya bikin pusing dan untuk episodenya pun sampai beratus-ratus episode," ungkapnya.

Adapun sinetron Indonesia yang mengambil referensi fashion dan alur cerita seperti K-Drama yaitu sinetron Ikatan Cinta. Salah satu pemain sinetron Ikatan Cinta juga mengambil referensi fashion dari K-Drama yang berjudul "It's Okay to Not Be Okay". Sebenarnya, K-Drama dengan sinetron Indonesia sama-sama memiliki episode tetapi yang membedakannya yaitu dalam K-Drama lebih ringkas dalam menyusun episodenya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun