Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Merah Marun

16 Agustus 2019   10:58 Diperbarui: 16 Agustus 2019   15:30 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reno masih menatapku, "Aku juga terkejut"

"Mas Reno juga baru tahu?" tanyaku, "Bukankah perempuan itu dekat dengan Mas Reno?"

"Ya, tapi dia tidak pernah cerita tentang ini. Yang aku ingat terakhir kali dia cerita jika dia menyukaimu. Akupun sampai bisa merasakan rasa sayangnya dia padamu. Aku melihat ada airmata disana"

"Cukup!!! Perempuan manapun ternyata sama. Mereka pasti lebih mengejar materi. Bukankah Mas Ilham lebih mapan dari aku" selorohku.

"Kurasa bukan itu alasannya, dia bukan perempuan seperti itu" bela Reno.

"Mengapa Mas Reno membelanya, yang jelas-jelas mengungkapkan hati menyukaiku tapi menikah dengan pria lain"

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi Jun" kilah Reno.

"Perempuan itu hanya mempermainkan hatiku" aku terduduk lemas di bangku kerjaku.

Seolah rekaman masalalu aku dan perempuan itu terputar begitu saja. Pertemuan pertama kali, menyertainya dari hari ke hari, melihat tatapan matanya yang penuh rasa cinta padaku. Ah, apakah ini hanya fatamorgana saja, karena sesungguhnya hanya aku yang mencintainya dan perempuan itu tidak pernah menginginkanku. Haruskan ada pengorbanan yang lebih besar? Padahal aku sudah melepaskan ikatan pertunanganku, karena dia.

Reno menghela napas panjang, "Yang kuingat terakhir kali dari kalian berdua adalah perempuan itu mengatakan menunggumu untuk melamarnya dan dirimu hanya tertawa kecil menanggapinya"

Aku terhenyak dari lamunanku. Mungkin memang semua salahku, aku tidak pernah memberi kepastian, padahal perempuan seusianya pasti membutuhkan kepastian agar bisa segera membangun rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun