Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | (Bukan) Penggoda

5 Juli 2019   16:24 Diperbarui: 5 Juli 2019   16:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini adalah waktu yang kutunggu.
Kusambut hadirnya dengan senyum terindahku.
Aroma parfumnya nampak tercium hidung pesekku.
Ah,  masih juga aroma yang sama seperti dulu. 

***

Kutatap matanya yang kini membelenggu.
Menyisakan alunan rindu.
Ya Tuhan,  Kau apakan Arjunaku.
Mengapa pesonanya belum memudar dan masih seperti dulu. 

***

Kubiarkan beberapa detik membunuh keangkuhanku.
Hingga tawanya dan sapanya lembut terdengar di telingaku.
Oh Tuhan,  aku masih belum bisa menata hatiku.
Bahkan setelah sepuluh tahun berlalu. 

***

Lelaki itulah Arjunaku.
Yang kini bukan lagi lelaki sendiri yang bisa kuganggu.
Namun aku masih kerap merindu.
Salahkah hati yang kini selingkuh. 

***

"Kau masih secantik dulu" katamu.
Aku tersipu.
"Kau juga masih sama tampannya seperti sepuluh tahun yang lalu" ucapku.
Hanya kami,  hanya hati,  hanya sekedar bertatap saja,  untuk menuntaskan rindu serta cinta yang tak mungkin bersatu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun