Ini adalah waktu yang kutunggu.
Kusambut hadirnya dengan senyum terindahku.
Aroma parfumnya nampak tercium hidung pesekku.
Ah, Â masih juga aroma yang sama seperti dulu.Â
***
Kutatap matanya yang kini membelenggu.
Menyisakan alunan rindu.
Ya Tuhan, Â Kau apakan Arjunaku.
Mengapa pesonanya belum memudar dan masih seperti dulu.Â
***
Kubiarkan beberapa detik membunuh keangkuhanku.
Hingga tawanya dan sapanya lembut terdengar di telingaku.
Oh Tuhan, Â aku masih belum bisa menata hatiku.
Bahkan setelah sepuluh tahun berlalu.Â
***
Lelaki itulah Arjunaku.
Yang kini bukan lagi lelaki sendiri yang bisa kuganggu.
Namun aku masih kerap merindu.
Salahkah hati yang kini selingkuh.Â
***
"Kau masih secantik dulu" katamu.
Aku tersipu.
"Kau juga masih sama tampannya seperti sepuluh tahun yang lalu" ucapku.
Hanya kami, Â hanya hati, Â hanya sekedar bertatap saja, Â untuk menuntaskan rindu serta cinta yang tak mungkin bersatu.Â