Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu yang Tak Pantas untuk Dirindu

19 November 2018   08:14 Diperbarui: 19 November 2018   09:12 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lelaki itu selalu menganggapku sebagai seorang putri"

"Benarkah?"

"Iya, hingga kemanapun Sang Putri pergi takkan pernah dilepaskan sendirian"

Lelaki di seberang telpon tertawa pelan, "Ya, kamu memang putri. Dan aku tidak pernah menganggapmu sebagai putri. Bahkan memperlakukanmu sama seperti wanita pada umumnya"

"Kau mencintai istrimu?" tanyaku.

"Apalah artinya sebuah cinta jika dirimu telah memilki buah hati. Semua kebencian dan keraguan akan hilang saat kau menatap mata anakmu, saat kau mendengar tawa anakmu"


Aku menghela napas pelan, "Wan...aku hamil"

Lelaki di seberang telpon tetiba terdiam, padahal biasanya dia orang yang cerewet dan humoris.

"Aku hamil Wan, anak suamiku, mungkin benar kita harusnya melupakan semuanya." Kataku

"Selamat ya..." katamu lalu sambungan telpon itu terputus begitu saja.

Dua bulan berlalu, aku enggan untuk menelponnya kembali. Meskipun saat melihat fotonya masih membuncah rasa rindu di dalam hatiku. Ya, dirinya adalah rindu yang tak pantas untuk dirindu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun