Sampaikanlah pada rembulan di sana.
Betapa rindunya hati melihat senyummu.
"Anak-anak sudah tidur?" tanya Rachmad Pradana saat melihat Farida Rahmawati keluar dari kamar tempat anak-anak tidur.
"Sudah" jawab Farida tergagap, biasanya Rachmad sudah tidur di kamarnya, tapi entah mengapa malam ini  dirinya duduk sendirian di ruang tamu.
"Bisa menemaniku Adinda?"
Sejenak Farida ragu, namun tak lama kemudian mengangguk pelan.
Sudah dua minggu usia pernikahan mereka. Sehari-hari Farida menyiapkan segala kebutuhan Rachmad. Sarapan, baju yang sudah disetrika, sepatu yang bersih dan banyak hal lainnya. Rachmad pun menepati janjinya tidak akan melakukan kontak fisik dengan istrinya sebelum istrinya merasa siap.
Farida duduk di samping suami keduanya. Sejenak menghela napas panjang untuk menenangkan detak jantungnya yang kian cepat. Selalu seperti itu, setiap berada di dekat Rachmad, perasaan Farida selalu bercampur aduk menjadi satu. Senang, bahagia, kesal, galau, sedih, semuanya bertumpah menjadi satu kesatuan rasa yang tidak dapat digambarkan.
"Apa Adinda merasa bahagia?"
Farida menggeleng, lalu mengangguk.
Rachmad mengawasi istrinya dengan seksama, "Mengapa tidak bahagia?"