Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CerMis [Wewe Gombel]

12 Oktober 2018   05:43 Diperbarui: 15 Oktober 2018   08:46 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bener Bu... Apa mungkin Ratna di bawa wewe gombel? "

"Itu kan mitos toh Pak"

Karena pencarian dengan metode biasa sudah dilakukan, ada sebagian warga yang usul untuk menggunakan kentongan. Sebagian warga ini ternyata pikirannya sama dengan Pak Rawis yaitu kemungkinan Ratna diculik wewe gombel. Mitosnya jika kentongan dibunyikan dengan nada seperti lagu maka wewe gombel akan menari.  Dan anak yang dibawanya akan jatuh kembali ke bumi dan bisa kembali dilihat bangsa manusia. 

Hingga pukul dua belas malam pencarian belum menemukan hasil.  Pihak keluarha pengantin pun sempat mendapat kecaman,  apakah mereka melaksanakan pernikahan di hari sial menurut orang jawa.  Karena jika di hari sial maka akan muncul beberapa tumbal yang akan mati.

Alhasil lelah juga para warga melakukan pencarian menggunakan kentongan. Sempat juga ditanyakan ke pak ustad kemana kira kira bocah empat tahun itu berada.  Pak ustad bilang bahwa tak jauh dari rumahnya si bocah itu sendiri. Seisi rumah ibunya Ratna pun digeledah,  hasilnya nihil. 

Setelah semua warga pulang ke rumah dengan tangan kosong.  Tetiba pada pukul dua pagi terdengar suara jeritan dari ibunya Ratna. 

"Ratna sudah ketemu" bisik-bisik warga tetangga ibunya Ratna

"Alhamdulillah,  Ketemu di mana?" tanya warga yang lain

"Di sumur belakang rumah"

Beberapa warga bergidik,  "Kok bisa,  sumur itu kan tinggi.  Nggak mungkin Ratna bisa masuk kalau tidak ada yang menggendong lalu melemparkannya di sana" masih bisik bisik antar warga

Semua tenggelam dalam skenario otak mereka masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun