Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CerMis [Wewe Gombel]

12 Oktober 2018   05:43 Diperbarui: 15 Oktober 2018   08:46 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di suatu pinggiran kota Surabaya.

Suara musik dangdut terdengar cukup keras.  Di gang sebelah memang sedang ada hajatan pernikahan.  Maklum,  di kampung,  jadi hingar bingar musik adalah hal yang biasa. 

Pamali bagi anak-anak kecil bermain di luar rumah pada saat magrib.  Tapi rupanya Ratna bukan salah satunya.  Bersama dengan tiga anak seumuran dengannya,  sore menjelang magrib dirinya bermain petak umpet.  Wilayah bermainnya tidak jauh dari lokasi resepsi pernikahan. 

Awalnya sang ibu tidak curiga apapun.  Hingga pukul delapan malam,  anaknya belum juga pulang.  Ratna yang berusia empat tahun mendadak terkenal seperti artis.  Berpuluh puluh orang dari beberapa gang pun melakukan pencarian.  Sampai pukul sepuluh malam,  Ratna belum juga diketemukan. 

Ketiga anak yang bermain bersama Ratna pun mengaku tidak mengetahui perihal keberadaan Ratna.  Dugaan awal Ratna diculik. Karena anak perempuan itu memang cantik dan lucu. 

"Bu... " kata Pak Rawis pada istrinya

Parasnya pucat pasi.

"Kenapa Pak?  Memangnya Bapak ketemu hantu di lantai tiga? " goda istrinya. 

Pak Rawis yang merupakan tetangga beda gang dengan ibunya Ratna,  mengangguk pelan. 

"Aku dengar suara anak perempuan menangis.  Aku ikutin arah suara,  tapi serasa tidak jelas.  Suaranya seperti melayang di atas.  Jadi bukan dari satu arah tertentu"

"Perasaan Bapak saja mungkin itu hanya suara angin"

"Bener Bu... Apa mungkin Ratna di bawa wewe gombel? "

"Itu kan mitos toh Pak"

Karena pencarian dengan metode biasa sudah dilakukan, ada sebagian warga yang usul untuk menggunakan kentongan. Sebagian warga ini ternyata pikirannya sama dengan Pak Rawis yaitu kemungkinan Ratna diculik wewe gombel. Mitosnya jika kentongan dibunyikan dengan nada seperti lagu maka wewe gombel akan menari.  Dan anak yang dibawanya akan jatuh kembali ke bumi dan bisa kembali dilihat bangsa manusia. 

Hingga pukul dua belas malam pencarian belum menemukan hasil.  Pihak keluarha pengantin pun sempat mendapat kecaman,  apakah mereka melaksanakan pernikahan di hari sial menurut orang jawa.  Karena jika di hari sial maka akan muncul beberapa tumbal yang akan mati.

Alhasil lelah juga para warga melakukan pencarian menggunakan kentongan. Sempat juga ditanyakan ke pak ustad kemana kira kira bocah empat tahun itu berada.  Pak ustad bilang bahwa tak jauh dari rumahnya si bocah itu sendiri. Seisi rumah ibunya Ratna pun digeledah,  hasilnya nihil. 

Setelah semua warga pulang ke rumah dengan tangan kosong.  Tetiba pada pukul dua pagi terdengar suara jeritan dari ibunya Ratna. 

"Ratna sudah ketemu" bisik-bisik warga tetangga ibunya Ratna

"Alhamdulillah,  Ketemu di mana?" tanya warga yang lain

"Di sumur belakang rumah"

Beberapa warga bergidik,  "Kok bisa,  sumur itu kan tinggi.  Nggak mungkin Ratna bisa masuk kalau tidak ada yang menggendong lalu melemparkannya di sana" masih bisik bisik antar warga

Semua tenggelam dalam skenario otak mereka masing-masing. 

"Wah sudah mati dong? " sahut warga yang lain. 

"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun,  siapa juga yang tega membunuh bocah tak bersalah" sahut yang lain. 

Ibunya Ratna hanya bisa meratapi jenasah anaknya yang masih kecil.  Warga bahu membahu mengeluarkan jenasah bocah yang hilang beberapa jam yang lalu.  Tubuh bocah itu sudah membiru.  Artinya tidak satu dua jam bocah itu berada di sumur, melainkan sudah lebih dari tiga jam. 

Ada tenaga medis dari rumah sakit pun datang karena mendapat panggilan dari tetangga ibunya Ratna. 

"Ratna ini meninggal dunia sekitar jam sepuluh malam,  empat jam yang lalu" kata seorang dokter sambil mengawasi ciri ciri di tubuh Ratna,  "Tidak ditemukan bukti tindakan kekerasan pada tubuh sang bocah,  bahkan tidak ada tanda kekerasan seksual juga.  Bocah ini murni hanya ditenggelamkan ke sumur"

"Tapi kami warga sudah mencarinya sejak pukul delapan malam Dokter,  mana mungkin kami bisa melewatkannya dan ternyata bocah ini ada di belakang rumahnya sendiri"

"Dilihat dari ketinggian sumur sih memang tidak mungkin bocah ini memanjat atau terpeleset hingga jatuh ke sumur"

Tak berapa lama terdengar tangis histeris dari rumah sang pengantin. 

"Apa yang terjadi? " tanya seorang warga. 

"Pengantin perempuannya meninggal dunia" ucap saudara si pengantin, "Sesaknya kambuh dan tidak tertolong"

"Hei,  kamu percaya nggak kalo Ratna dan mempelai wanita itu jadi tumbal" bisik-bisik warga

"Iya bisa jadi sih,  eh bukannya Ratna diculik wewe gombel ya" sahut warga yang lain. 

Sampai saat ini pun misteri ini belum terpecahkan.  Apakah Ratna dan mempelai wanita benar-benar korban tumbal.  Apakah Ratna hanya diculik wewe gombel karena bermain di luaran hingga magrib tiba. Apakah Ratna merupakan korban pembunuhan.  Toh kasus itu ditutup begitu saja karena ibunya Ratna sudah ikhlas dengan apapun yang telah menimpa anaknya. 

Nan jauh disana,  Pak Rawis sangat yakin Ratna telah diculik wewe gombel dan telah dibuang di sumur belakang rumah ibunya Ratna. 

"Tuh kan Bu.  Apa aku bilang.  Jam sepuluh aku dengar ada suara anak perempuan menangis di lantai tiga rumah kita.  Tangisannya kenceng.  Hanya saja aku tidak tahu bahwa di jam itu pula bocah perempuan itu meninggal dunia" Pak Rawis tampak berpikir keras. 

Bu Rawis menatap suaminya,  terdiam,  ikut merasakan kesedihan ibunya Ratna.  Ratna anak tunggal yang yatim.  Ayahnya sudah lama meninggal dunia saat Ratna masih bayi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun