Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namaku Rey, Akulah Sang Sutradara (4)

20 September 2018   07:20 Diperbarui: 20 September 2018   08:40 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sayabgt.blogspot.com)

Ini sudah hari ketujuh setelah Ganesha numpang nebeng motor Mas Ihsan. Harusnya ada perkembangan lagi. Tapi Mas Ihsan belum juga mengatakan apapun padaku. Kucari keberadaan Mas Ihsan, yang  kemungkinan besar berada di kantin kantor, sedang makan siang.

Kudekati Mas Ihsan yang sedang duduk sendiri di pojokan kantin. Di depannya terhidang lontong sate dan es teh. Menarik sekali untuk perutku yang sudah keroncongan. Tapi aku lebih tertarik menanyakan kabar tentang Ganesha kepadanya.

"Gimana Nesha, Mas?" tanyaku penasaran saat bertemu dengan Mas Ihsan.

"Dia sedang di Surabaya seminggu kemarin. Harusnya hari ini dia sudah mulai masuk kantor lagi." jawab Ihsan.

"Pagi tadi dia berangkat dari Bandara langsung ke kantor?"

"Mungkin seperti itu" kata Mas Ihsan sambil mengangkat bahu.

"Kemarin sehabis nebeng ke Mas Ihsan, pulang kerjanya Nesha apa nebeng lagi?"

Mas Ihsan menggelang pelan, "Dia langsung menuju bandara dari kantor, naik taksi"

Aku faham. Ganesha memang sedang menguji aktorku ini, tapi dia juga tidak mau terlalu dekat dengan laki-laki ini. Ini semacam tarik ulur saat dirimu memainkan layangan. Agar layangan bisa melayang indah di langit sana, dirimu tak boleh menarik benang terlalu kencang, juga tidak boleh terlalu lunak. Disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Ini sudah jam dua belas siang. Empat jam lagi adalah jam pulang kantor.

"Coba Mas kirim pesan singkat padanya" kataku. Antara penasaran dan hopeless.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun