"Kenapa?" tanyaku.
"Aku tidak bisa Mas, maaf..."
"Apa ada lelaki lain?" tanyaku
Dia menggeleng.
Aku mengeluarkan kotak rokok dan mulai menghisap batang rokok tersebut. Aku frustasi. Andai saja aku pernah memikirkan penolakan ini. Aku terlalu percaya diri dia akan menerimaku. Apalah artinya diriku dibandingkan dengannya. Bagai pungguk merindukan bulan saja.
"Kantor pusat tempatku bekerja di Jakarta, semantara ini aku akan ditempatkan di Kalimantan. Kalimantan itu dekat Nes, aku janji akan sering mengunjungimu. Toh naik pesawat juga cuman satu jam saja" kataku.
Dia masih juga terdiam.
"Jika kamu belum juga menemukan cintamu, ingatlah aku selalu ada untukmu" rasanya aku sudah menyerah.
Kulihat dirinya hanya memandang botol mizone yang aku belikan tadi. Wanita itu tidak sedikitpun meminum cairan pada botol mizone tersebut. Wanita itu tidak lagi menatap mataku. Aku sedih, sangat sedih. Bahkan ketika wanita itu telah beranjak dariku, aku masih saja duduk sambil menghisap rokokku. Ya, terminal kalideres adalah saksi ditolaknya cintaku. Cinta yang selama ini aku jaga. Cintaku pada seorang wanita yang sangat istimewa.
===
Sekarang