Sosial media kian membuat standar kecantikan jadi homogen. Definisi cantik sekarang bukan cuma punya kulit putih dan badan yang ramping. Anggota tubuh lain juga jadi sorotan dan punya standarnya masing-masing.
Misalnya, mata yang cantik kalau punya kelopak mata ganda (double eyelid). Hidung yang bagus kalau mancung, kecil, dan ramping atau biasa disebut sebagai high nose bridge.
Bahkan kulit yang cantik didefinisikan sebagai kulit putih tanpa pori. Enggak ada bekas luka dan dituntut selalu kencang dan awet muda.
Padahal tiap orang punya karakteristik yang berbeda, apalagi kalau sudah terkait faktor genetik dan usia. Akhirnya, banyak perempuan yang akhirnya merasa insecure dengan definisi cantik yang ada di sosial media.
Eating Disorder dan Operasi Plastik Jadi Pilihan
Ngomongin soal berat badan, bisa jadi topik yang sangat sensitif di kalangan perempuan. Ungkapan "ih kok gendutan?" bisa jadi objek overthingking tiap bercermin.
Meskipun sebagian ada yang beranggapan, gapapa gendutan asal bahagia dan sehat. Tapi, nyatanya banyak yang masih kepikiran dan merasa beban.
Baik yang punya badan oversize atau underweight, keduanya bukanlah hal yang baik. Enggak ada orang yang sehat kalau kelebihan berat badan. Obesitas adalah gudang penyakit tidak menular, misalnya diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal.
Begitupun dengan perempuan yang selalu pengen punya badan kurus, tinggi, dan langsing (kutilang). Banyak dari kelompok ini yang akhirnya mengalami gangguan makan (eating disorder).