Mohon tunggu...
eka nigel
eka nigel Mohon Tunggu... lainnya -

http://ekanigel.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hijrah

9 Maret 2014   00:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:07 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam 10.30 dengan dua mobil. satu mobil saudara – heri dan teni, satu mobil adik – nanan, mela, juga ayah, kami berangkat menuju Bandung Super Mall untuk booking menuju Bandara Soekarno Hatta, dimana pesawat saya adalah pesawat jam tiga sore, yang semula Batavia diganti menjadi Sriwijaya karena kesalahan ticket agency.

10.30 a.m. with two cars, we went to Bandung Super Mall towards Soekarno-Hatta airport, where the plane flight at three o'clock p.m, by sriwijaya air rechanged Batavia because ticketing agency's mistake.

Kamipun melambai. Disana orang-orang yang saya cintai, berarti saya akan jauh dengan mereka. Sedih memang. Tapi itulah kenyataan yang harus diterima. Sebagai penghibur hati , “Istri dan anak saya yang kecil menanti disana dan sebentar lagi kan jumpa”.

We also waved hands. The people I love, that I would far from them. Sad indeed. But it is the reality that must be accepted. As an entertainer to myself, "My wife and my son were waiting over there and we would see soon".

Untuk Rafli sendiripun saya bisa merasakan dilihat dari matanya yang terus menatap keluar jendela melihat-lihat pemandangan sejak dari bandung sampai bandara. Kasihan…….. dia adalah Objek Penderita, yang tak bisa menolak apa yang menjadi keputusan Orang tua dimana dia harus pindah sekolah dan berpisah dengan teman-teman mainnya. Dan sebagai penghiburnya, saya katakan ” Mamah dan Adiknya sedang menanti…!”.

I could feel Rafli,  seen from his  eyes continued to stare out the window to see the sights since from Bandung to airport. How poor  he was an object sufferer , who couldn't  reject what parent decided that he had to change the school and parted with his teammates. And to entertained him, I said "Mamah and younger brother were waiting ...".

Kesedihan yang dipikirkan Rafli pun nampak pudar setibanya di Bandara, kini dia mulai banyak bicara dan mulai nampak merindukan Mamah dan adiknya maka kutelepon Mamahnya dan membiarkan mereka bicara sejaligus memberitahukan bahwa kami sebentar lagi Take Off.

Rafli's Sadness faded when arrived at the airport, now he's started a lot of talk and began to appear he's missing  his mom and his brother then I made a call and let him talked to his mom at once informed that we would Take Off.

Setelah Landing di Bandara Depati Amir Pangkal pinang Bangka kulihat diatas gedung orang melambai. disana nampak Istri saya sedang melambai-lambai, kuberi tahu Rafli bahwa Mamah disana. Kamipun membalas lambaian.

After Landing in Bandara Depati Amir Pangkal pinang Bangka I saw someone waving hands above the building. My wife seemed there was waving, I told Rafli, Mamah over there. We also waved hands.

Dari segi lama bulan yang hanya lima bulan memang cukup buat kami merasa rindu, terlebih dari itu, di kota Pulau kecil Bangka ini Kami akan memulai hidup baru dalam artian merintis kembali segalanya dari nol terutama didalam hal kekayaan DENGAN KEKUATAN DAN KEUTUHAN CINTA DIDALAM KEBERSAMAAN. Itulah yang tanpa sadar saya berlinang airmata. namun kembali saya tersadar bahwa RODA KEHIDUPAN SUDAH DIATUR OLEH YANG MAHA KUASA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun