Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Mereka yang Disebut Sebangsa dan Setanah Air

1 Juli 2025   15:42 Diperbarui: 1 Juli 2025   15:42 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Kawasan Itaewon, Korea Selatan ( Sumber Gambar : Dokpri)

" Menemui kejadian apa selama di Korea?" tanya Umi, teman saya saat kuliah dulu. 

Ketika itu kami sedang jumpa kangen setelah setahun lebih saya tidak mengunjungi ibukota ; Jakarta. Saya terdiam sejenak. Kemudian menyeruput pelan coklat dingin di hadapan saya.

Menghela napas. Menerawang pada beberapa peristiwa yang cukup membuat dada saya sesak dan sudut mata berair. Bukan pada peristiwa mengerikan yang menimpa saya saat perjalanan ke negara orang. Bukan juga pada rasa lapar ditengah dinginnya kota Seoul.

Tapi... pada perlakuan saudara setanah air yang tak sengaja saya temui di sana.

Ah... Indonesia!

****

Saya mengunjungi Seoul seorang diri sebagai pelarian dari rasa jenuh pada pertanyaan yang menjemukan ; Kapan nikah. Sialnya sehari sebelum keberangkatan saya ditabrak motor yang membuat tulang punggung terasa nyeri. Sebagai pelaku perjalanan yang mengandalkan ransel tentu hal ini yang sungguh menyiksa.

Tak ada persiapan matang. Mengandalkan tas ransel bersifat daily backpack saya hanya membawa tiga helai baju dan beberapa bungkus sambal serta abon -- lupa membawa mie kemasan dan sereal sebagai amunisi di sana. Sementara itu, saya memiliki waktu seminggu untuk menikmati Korea Selatan.

Saya tidak terlalu melakukan riset seperti perjalanan sebelumnya. Tak ada Itinerary dan rencana yang pasti selain sekedar menikmati atmosfer kota demi melepaskan rasa lelah akan teror pertanyaan.

Ditengah kebingungan tersebut, saya mengukir senyum saat tak sengaja mendengar percakapan yang akrab di telinga saya ketika beberapa orang mengobrol dengan bahasa yang sangat saya kuasai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun