Tak ada rendang hari ini, kala Lontong ketupat dan gulai cubadak ayam begitu mengiurkan!
Lebaran kali ini benar - benar dilihatkan dengan santai dan tenang. Tak ada amarah ibuk yang mengawali pagi di bulan Syawal. Makin ke sini, ibuk sepertinya belajar soal menormalisasikan dalam menyederhanakan tradisi. Termasuk perihal memasak rendang kala hari raya tiba.Â
Tak ada langkah kaki yang terburu - buru membeli daging selepas subuh di pengujung ramadan. Ibu masih terlihat santai H-1, padahal saya sudah menyiapkan mental menghadapi amarah ibu seiring persiapan menyambut lebaran besok.Â
Saya sudah menumpuk semangat untuk bangun lebih pagi agar dapat membantu kerepotan di dapur biar tidak merasakan amarah ibuk seperti tahun - tahun sebelumnya.
Namun, hingga selepas Zuhur ibu masih terlihat santai. Masih rebahan di kasur. Tak ada tanda - tanda mulai memasak.Â
Padahal biasanya rendang masih berbentuk kalio sedang terjerang di atas tungku hingga aromanya tercium ke area depan yang menjadi bagian dari toko Bapak.Â
Biasanya saya dan saudara perempuan lainnya saling melempar tanggung jawab siapa yang akan mengaduk rendang tersebut seraya ibuk mempersiapkan masakan lain.Â
Tapi, ibuk masih terlelap nyenyak ; melepas lelah hampir sebulan ini bangun dini hari dan berjibaku menyiapkan sarapan.Â
Persiapan lebaran ibuk ternyata di mulai selepas waktu sholat Ashar.Â
Hari yang MenenangkanÂ