Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tidak Ada Cerita Kocak Saat Sahur Ramadanku

4 Maret 2025   23:56 Diperbarui: 5 Maret 2025   00:29 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Menikmati Makan Sahur ( Sumber Gambar : Freepik/Macrovector)

Dari semua komedi yang terjadi di dalam hidup ini, kenapa tak sekalipun hal kocak menghiasi moment sahur ramadanku?

Sepanjang hari pikiran saya sibuk mengingat momen ramadan yang telah dilalui selama ini, khususnya hal kocak yang membuat ramadan menjadi bewarna. Layaknya seseorang sedang mengacak channel televisi melalui remote, begitulah gambaran di benak ini. Namun, entah kenapa tak ada satu peristiwa menarik soal kekocakan yang pernah saya alami selama menjalankan ibadah sahur ramadan. 

Percayalah hidup saya penuh banyak komedi. Saking banyak hal -hal 'error' yang tidak biasa terjadi dalam aktivitas sehari -hari ibuk saya sempat meminta anaknya ink pergi ke psikiater ; memastikan apakah saya baik - baik saja.

Dari mulai salah beli belanjaan hingga hal -hal random lainnya yang bikin kepala penghuni rumah geleng geleng kepala ngelihat tingkah kocak saya. 

Tapi, kenapa tak ada sekalipun pengalaman kocak terjadi saat sahur ramadan saya?

Kebingungan saya soal ingatan tentang kejadian kocak apa yang pernah saya alami selama ramadan sempat saya lemparkan ke group pertanyaan. 

Pasalnya, kakak dan adik saya kerap membuat daftar 'perbuatan random Eka ' saya yang nantinya menjadi bahan gorengan saat di ruang keluarga. 

" Bagi ide dong kejadian lucu saat sahur ? "

Sayangnya, tidak ada yang merespon pertanyaan tersebut. 

Ehm .... 

Hanya Sekedar Drama Biasa

Ilustrasi Gambar : Upaya Bangun Sahur ( Sumber foto : Freepik/Jcomp)
Ilustrasi Gambar : Upaya Bangun Sahur ( Sumber foto : Freepik/Jcomp)

Ingatan saya tentang bagaimana sahur ramadan yang saya lalui selama ini di rumah tak lepas dari drama yang 'itu itu saja' yang terus berulang setiap tahunnya. Drama bangun sahur tentunya. Alarm tidak berfungsi sebaik teriakan ibuk dari bawah membangunkan anak -anaknya yang tidur di lantai atas. 

" Ka, sahur !" 

Tentu teriakan awal ini tidak digubris dengan baik. Betapa posesifnya kasur dan selimut terhadap diri ini. Duh, gimana mo bangun rumah tangga kalau bangun sahur aja masih aja bergantung pada teriakan ibuk ! * eh  

Lima belas menit kemudian , ibuk kembali berteriak dengan kebohongan yang tidak pernah berubah. Ya, kali tante tante berusia 30-an tahun ini masih ada direcoki dengan kedustaan yang sama. ehm ...

" Ka, bangun udah imsak . Udah jam setengah lima !" 

Padahal jam di ponsel pintar yang berada di sisi bantal baru menunjukkan pukul 03.35 WIB. 

Drama biasa ini terkesan membuat saya terkesan sebagai anak durhaka yang masih membuat ibuk saya kesulitan membangunkan saya untuk sahur. 

Harusnya di usia saya yang tak lagi anak - anak ini, saya bangun lebih awal dan berbagi peran dalam perihal menyiapkan makanan sahur untuk keluarga. Duh, bukannya kocak tapi malah menjadi cerita miris ini mah. Hiks !

Tentang Mimpi Menjadi Lebih Baik 

Ilustrasi Gambar : Ramadan Mubarak ( Sumber Gambar : Freepik/Freepik)
Ilustrasi Gambar : Ramadan Mubarak ( Sumber Gambar : Freepik/Freepik)
Tak ada cerita kocak dalam kegiatan sahur ramadan dalam hidup ini, karena ada begitu banyak drama yang terlupakan dan tidak meninggalkan kesan yang bermakna. Sahur terlewati dengan biasanya ' menikmati makanan, berbagi cerita yang menyenangkan dan menanti imsak serta melaksanakan sholat subuh hingga tidur kembali sebelum beraktivitas menjalankan hari nan sibuk.

Namun, meskipun tak ada cerita kocak, ramadan dan sahur menyisakan ruang pembelajaran berarti bagi diri saya. Bukan sekedar drama perihal bangun sahur semata, tapi bisa dikatakan sebagai ruang pendidikan. 

Yup, kali ini saya menjadikan ramadan untuk berlatih menjadi pribadi yang lebih baik yang tak lagi bergantung pada ibuk saya terutama dalam perihal drama bangun sahur. 

Yah, siapa tahu dengan kemandirian dalam perihal sahur ini, Allah memberi kepercayaan bagi diri ini menjalankan ramadan tahun depan dengan teman hidup. Siapa tahu

Alih -alih membagikan cerita kocak yang tak satu pun saya kenang, tak ada salahnya mengukirkan harapan indah, bukan? 

****

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun