Mohon tunggu...
Eka Dharmayudha
Eka Dharmayudha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pasca Sarjana Kajian Stratejik Ketahanan Nasional UI

Menyukai politik, sepakbola, dan menulis puisi. Kenal lebih dekat melalui instagram saya @ekadharmayudha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Gotong Royong dari Anak Tongkrongan

19 Maret 2020   13:07 Diperbarui: 21 Maret 2020   17:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat yang bergotong royong, yang hidup berkelompok dalam menghadapi persoalan hidupnya. Cara bertahan hidup ini telah ada sejak zaman nenek moyang dulu sekali. Semangat hidup bersama itu tumbuh dan lestari hingga hari ini yang bahkan oleh presiden Soekarno dijadikan sebagai jiwa bangsa, sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia.

Ditengah arus globalisasi, semangat gotong royong perlahan mulai luntur. Kini masyarakat Indonesia, terutama di area perkotaan, menjadi lebih individualis. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bila bangsa ini tak lagi mampu mengenali jati dirinya sendiri.

Di era modern ini, gotong royong dimaknai secara simbolis, secara formalitas yang menyebabkan nilai-nilainya menjadi tak terasa di dalam masyarakat itu sendiri. Tak terkecuali di kalangan anak mudanya. Namun bukan berarti anak-anak muda perkotaan ini kehilangan jati diri mereka. Ada satu kelompok yang masih memegang teguh prinsip gotong royong dan menjalankan prinsip ini walau sebenarnya mereka tak pernah menyadarinya. Gotong royong ini menjadi kebersamaan yang mengeratkan persaudaraan diantara mereka.

Gotong Royong Ekonomi Anak Tongkrongan

Namanya manusia pasti tak terhindar dari kesialan atau permasalahan lainnya, tak terkecuali anak tongkrongan. Anak tongkrongan seringkali menghadapi persoalan seperti tak ada uang untuk makan, atau beli rokok. Itu yang paling sering terjadi dan paling sederhana. Biasanya anak tongkrongan itu rokok sudah di atas meja maka itu adalah rokok kolektif. Kalau untuk makan, biasanya anak yang paling berduit kalau dia peka, dia beli makan lalu berbagi dengan yang lagi tidak bisa beli makan tersebut.

Kalau masalah yang lebih sulit misalnya saat hp teman hilang dan kawan-kawan lainnya patungan untuk membelikan hp sementara, atau juga saat kawan terkena musibah maka dengan otomatis mereka mengumpulkan donasi untuk kawan lainnya tersebut.

Gotong Royong Mencari Nafkah

Biasanya anak tongkrongan itu datang dari disiplin ilmu yang berbeda-beda, sehingga menjadikan pergaulannya menjadi lebih variatif.

Karena itu ketika ada proyek atau kerjaan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah, mereka akan datang terlebih dahulu ke teman tongkrongannya sebelum menawarkan ke orang lain. Misalnya ada yang akan membuka cafe, maka desain marketing ataupun desain menunya akan diberikan pada kawannya yang ahli dibidang itu untuk dikerjakan. Atau hal lainnya saat ada proyek membangun food court, maka kawannya yang arsitek di tongkrongan yang ditawari terlebih dahulu sebelum menawarkan kepada yang lainnya. Ini menjadi tempat pergaulan yang sangat gotong royong terutama membantu untuk menghidupi satu dengan lainnya.

Gotong Royong Menjaga Tongkrongan

Menjaga tongkrongan dalam artian menjaga perputaran ekonominya, menjaga keberadaannya, serta menjaga suasananya.

Anak tongkrongan tanpa harus dilatih, diospek, sudah tumbuh rasa kepemilikkan terhadap tongkrongannya. Misal saja seperti listrik. Mereka selalu mengerjakan tugas di tongkrongan atau mengisi daya baterainya, maka setiap akhir bulan akan ada koordinator yang ditunjuk untuk mengumpulkan uang listrik. Atau misalnya ketika penjualan warung tongkrongannya menurun akibat adanya penggusuran sehingga tongkrongannya kehilangan pembeli, maka anak-anak tongkrongan ini membeli lebih sering dan lebih banyak dari sebelumnya untuk menjaga ekonomi warungnya tetap hidup.

Gotong Royong Menjaga Kawannya Sendiri

Sering kali masalah datang tanpa kita inginkan.Menjaga kawan atau setidaknya peduli dengan keadaan kawan adalah prinsip yang dipegang oleh anak tongkrongan. Permasalahan kuliah, pekerjaan, ataupun keluarga, sering kali bersama-sama didiskusikan untuk dipecahkan.

Ini yang jarang terjadi di tempat lainnya, atau pada mereka yang bukan berasal dari anak tongkrongan. Kepekaan terhadap yang terjadi pada kawan ini bukan tanpa sebab. Anak tongkrongan sudah terbiasa bersama dan melihat geliat kawannya itu, maka ketika kawannya berbeda dari biasanya, seperti ada peringatan dan tergerak untuk mengetahui permasalahan itu. Oleh karena itu jangan heran bila anak tongkrongan itu saling memegang rahasia masing-masing kawannya, sehingga mereka akan saling menjaga kawannya tersebut.

Memang gotong royong itu terlihat sederhana, tetapi pada kenyataan sangat sulit untuk dilakukan. Banyak dalam pergaulan perkotaan yang individualistik, jati diri bangsa ini meluntur dan perlahan hilang. Anak tongkrongan seperti hadir sebagai antitesa terhadap karakter individualistik yang hidup hari ini. Anak tongkrongan tak pernah ditengok, tak pernah menjadi perbincangan, dan tak pernah dihargai, namun mereka hidup dengan prinsip dan prinsip itu lah yang menjaga peradaban bangsanya agar tetap tumbuh dan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun