Mohon tunggu...
Eka Apriliani
Eka Apriliani Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Perempuan

Semangat terus dalam menulis, baru belajar yang penting tetep yakin

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dewi Tembi Jadi Icon Spesial

24 Oktober 2020   18:00 Diperbarui: 24 Oktober 2020   18:07 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Istimewa kata itulah yang melekat pada daerah Yogyakarta atau sering disebut Jogja ini. Daerah yang populer dengan keistimewaan dari setiap sudutnya. Istimewa mulai dari makanan, budaya, wisatanya serta julukan kota pelajarnya. Jogja itu manis seperti makanan khasnya gudeg. Jogja terkenal dengan masyarakat  yang masih kental budaya kejawennya.

Terdapat dua kerajaan yang sangat terkenal di Jogja yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman, keduanya simbol kultural Yogyakarta. Jogja disebut kota pelajar karena banyaknya kampus yang berada di kota Jogja, banyak mahasiswa yang bangga belajar di Jogja dikarenakan faktor pengajar yang kompeten serta fasilitas yang memadai di kota Jogja. Yang paling memikat khlayak adalah pesona wisata jogja yang sangat beragam mulai dari wisata air, pendakian, museum budaya dan masih banyak lagi.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah wisata yang berkembang sejak tahun 1970-an. Dan ternyata prestasi Jogja ini sangat menakjubkan, dalam hal pariwisata, Jogja mendapat predikat sebagai daerah tujuan wisata ke dua setelah Bali. Banyak juga manfaat pariwisata lainnya seperti menambah wawasan ilmu pengetahuan, menghilangkan rasa stress, sebagai salah satu sarana untuk bersantai, membuat Susana hati menjadi nyaman bahagia dan karya seni di suatu daerah.

Kontribusi langsung sektor pariwisata pada tahun 2012, terhadap Gross Domestic Product (GDP) mencapai 4%, sedangkan kontribusi tidak langsung sektor pariwisata memberikan sumbangan sebesar 8%, sehingga jika ditotal mencapai angka 12%. Kontribusi ini tergolong cukup tinggi mengingat pariwisata adalah salah satu sumber pemasukan negara. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri, kontribusi pariwisata terhadap Gross Domestic Bruto (GDB) sebesar 35%. Hal ini menjadi dasar perlunya pengembangan potensi pariwisata, khususnya yang dimiliki oleh setiap pelosok Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) guna meningkatkan pendapatan daerah. (Amalia, 2013).

Apalagi di Jogja ini banyak wisata alam yang tentunya bisa menghilangkan penat. Diantara wisata alam tersebut yaitu pantai, air terjun, kebun teh, hutan pinus, mangrove, dan masih banyak lagi. Selain itu terdapat pula wisata budaya yang menambah kecintaan kita terhadap tanah air. Seperti keraton, museum, dan lain sebagainya. Potensi yang sedang didukung perkemabangannya yaitu Desa Wisata Tembi. Desa wisata ini berasal dari gagagsan mentri kebudayaan Indonesia karena di desa wisata ini memiliki berbagai potensi seperti kerajinan, homestay ataupun rumah budaya.

Desa Wisata Tembi wisata berada di Jl. Parangtritis Jl. Tembi No.KM 8,6, Mriyan, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Wisata Tembi ini didirikan tahun 2007 yang merupakan pionir munculnya desa wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Desa wisata ini termasuk desa yang melestarikan Budaya karena menawarkan keasrian kehidupan masyarakat lokal dan aktivitas membuat kerajinan ini merupakan salah satu kelebihan dari desa wisata Tembi ini. Walaupun tidak semua masyarakat disini memiliki galeri kerajinan akan tetapi banyak masyarakatnya yang bekerja sebagai pengrajin sebagai mata pencaharian mereka, mulai dari remaja hingga dewasa.

Pekerjaan ini mulai digeluti sejak masuknya Out Of Asia (OOA) pada tahun 1993. Perusahaan ini dididrikan oleh Warwick Purser dengan melibatkan masyarakat sekitar Desa Wisata Tembi. Perusahaan ini didirikan untuk membantu masyarakat memasarkan hasil kerajinan mereka ke luar kota bahkan hingga luar negeri.

Tempatnya yang berdekatan dengan sawah ini membuat keasrian desa wisata ini semakin terlihat dan dilirik para wisatawan. Banyak sekali para wisatawan yang berkunjung, biasanya para wisatawan ini datang bersama rombongannya dan kebanyakan datang dari kota, hal ini karena masyarakat perkotaan ingin merasakan langsung aktivitas masyarakat pedesaan.

Banyak sekali keseruan yang bisa dilakukan selama berada di desa wisata ini diantaranya berlatih membatik baik batik tulis maupun batik cap, berlatih membuat pahatan topeng di rumah budaya, berlatih membuat kerjinan dari bahan-bahan alami seperti dari pelepah pisang, enceng gondok, daun untuk anyaman, kerajinan tenun yang menghasilkan kerajinan beragam barang seperti baju, sepatu, tas dll, banyakjuga perabotan rumah tangga yang seperti tempat tisu, vas bunga, cermin, meja, kursi rak dan sebagainya.

Aktivitas favorit para wisatawan yaitu bertani. Dengan cara turun langsung ke sawah untuk menanam serta memanen padi. Yang paling unik disini para wisatawan bisa berlatih untuk memandikan kerbau. Serta paket plus-plus lainya di Desa Wisata ini menyediakan paket wisata kuliner tradisional yaitu wisata keliling GMT (Gabusan - Manding - Tembi) menggunakan becak, andong, kereta mini ataupun kendaraan lain. Dan bagi wisatawan yang senang dengan tantangan-tantangan seru maka wisatawan bisa mengikuti outbond yang ada di desa wisata ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun