Aku menghargai mu, karena apa? Jelas sekali kita seorang pembeda.
Hanya saja ada maksud yang masih terlintas dan tetap menggema untuk kita sepakati.
Aku tahu kita bukanlah sesosok yang akan searah nantinya, apalagi sekarang.
Kita terlalu cekcok dengan keadaan.
Aku rasa kamu berbeda, kita memang sama untuk satu hal.
Kata Rindu.
Sayangnya, kamu lebih memilih-nya untuk memendamnya sendiri, tidak denganku.
Memang dari dululah aku seperti ini, rumput liar yang ingin menggapaimu.
Bisa jadi ku tuliskan di sekitar lumut-lumut dengan sayatan hati namun tak kan melukai lumut hati.
Serta semak-semak yang semakin menjalar menebus terjalnya bata merah di tiap dinding asa.
Aku hanya membiarkannya, berharap namun tak perlu jatuh.
Aku hanya perlu menjaga, seakan nantinya akan terangkat secara nyata tanpa ilusi etika.