pagi itu ombak terlihat tenang. udara sangat sejuk dengan semilir angin yang membelai lembut pucuk-pucuk dedaunan di pesisir. matahari baru saja bangun dari peraduannya, mengganti malam yang pekat dengan siang. sungguh pemandangan yang membuat hatiku tarkagum-kagum, setelah setahun tidak pernah menginjakkan kaki disebuah sisi selatan kota kecilku, pantai Teleng Ria Pacitan.
inilah pantai yang menjadi kebanggaan masyarakat kota pacitan. setiap pagi perahu-perahu nelayan kembali dari lautan dengan membawa berkeranjang-keranjang ikan segar yang siap untuk mereka tukar dengan rupiah. pedagang-pedagang ikan lengkap dengan Box yang terbuat dari sejenis gabus tebal berjejer mengerumuni nelayan-nelayan yang baru saja melangkah dari perahunya. ikan pun telah sampai di tangan para pedagang dan tak lama lagi akan sampai pula ke tangan konsumen sekitar kota pacitan. sebuah aktivitas yang tak akan pernah aku temui di kota dimana aku menuntut ilmu, dan inilah sisi lain dari kota kecilku yang selalu aku rindukan. deburan ombak pantai, nelayan yang pulang melaut, ikan-ikan segar, semua ini hanya aku temui ketika aku pulang dari belajar di kota tetangga.
andai pemerintah daerah lebih baik lagi dalam memelihara pantai ini, mungkin semakin banyak wisatawan domestik maupun luar negeri yang datang untuk menikmati keindahannya. hanya saja kebersihan selalu menjadi problem yang kian tak kunjung selesai. kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan pantai sangatlah minim, sehingga sampah masih saja menjadi pemandangan di sekitar pantai. namun semua ini tak mengurangi kebanggaanku terhadap kota yang telah memberiku sejuta cerita dimasa kecil hingga sekarang.
