Mohon tunggu...
Eggy Aryabhazda Suwandi
Eggy Aryabhazda Suwandi Mohon Tunggu... Mahasiswa Pascasarjana Magister Management Universitas Widyatama

H. Eggy Aryabhazda Suwandi, S.M., MM(c) Master of Management Candidate, Universitas Widyatama, Bandung Assistant Lecturer of Management, Digitech University Seorang ekstrovert yang energik dengan minat kuat dalam ilmu manajemen dan penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan. Arya mendalami manajemen tidak hanya sebagai bidang akademik, tetapi juga sebagai pendekatan strategis dalam berkarya dan berwirausaha. Ia menyalurkan gagasan dan inspirasinya melalui fotografi, videografi, dan aktivitas rekreatif yang memperkaya perspektifnya terhadap dinamika bisnis dan organisasi di era digital.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

GDP Naik, Rakyat Merana: Menakar Jalan Baru Ekonomi Indonesia dari Sumitronomic, Rp 200 Triliun, Hingga Pergeseran Manajemen Keuangan Negara

11 September 2025   16:38 Diperbarui: 11 September 2025   16:38 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aryabhazda pictures
aryabhazda pictures

Sumitronomics: Warisan yang Diangkat Kembali

Nama Prof. Soemitro Djojohadikusumo tidak bisa dilepaskan dari sejarah ekonomi Indonesia. Sebagai ekonom pembangunan paling berpengaruh di masanya, ia dikenal sebagai perumus strategi industrialisasi nasional sekaligus pengusung gagasan ekonomi kerakyatan. Kini, di era kepemimpinan Presiden Prabowo, pemikirannya kembali diangkat dan diberi label populer: "Sumitronomics."

Tiga Pilar Pemikiran Utama

  1. Ekonomi Kerakyatan: UMKM dan Koperasi sebagai Fondasi

Soemitro percaya bahwa kekuatan bangsa tidak boleh bertumpu hanya pada segelintir konglomerasi. UMKM dan koperasi harus menjadi tulang punggung ekonomi karena mereka menyerap mayoritas tenaga kerja, dekat dengan masyarakat, dan lebih tahan terhadap krisis. Dengan menghidupkan sektor ini, pertumbuhan tidak hanya terlihat di angka makro, tetapi juga dirasakan hingga ke akar rumput.

  1. Industrialisasi Nasional: Dari Ekspor Bahan Mentah ke Produk Bernilai Tambah

Kritik Soemitro sejak era 1960-an masih relevan: Indonesia terlalu lama bergantung pada ekspor bahan mentah (komoditas primer seperti minyak, gas, batubara, sawit). Industrialisasi dan hilirisasi harus menjadi strategi agar Indonesia tidak sekadar jadi penyedia bahan baku dunia, melainkan produsen barang bernilai tinggi. Strategi ini diharapkan memperkuat daya saing, menciptakan lapangan kerja formal, dan mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga global.

  1. Peran Aktif Negara sebagai Fasilitator

Soemitro menolak ekstremisme ekonomi: terlalu liberal (semua dilepas pasar) maupun terlalu etatis (negara menguasai semua). Baginya, negara harus hadir sebagai fasilitator, regulator, sekaligus katalis pembangunan. Artinya, pemerintah berperan menyediakan infrastruktur, regulasi sehat, dan insentif, namun tetap memberi ruang besar bagi swasta untuk tumbuh. Dengan keseimbangan itu, pembangunan menjadi lebih dinamis sekaligus berkeadilan.

Mengapa Relevan Saat Ini?

Indonesia saat ini menghadapi paradoks: GDP tumbuh, tapi ketimpangan melebar. Model pertumbuhan berbasis konsumsi dan infrastruktur besar belum cukup menyentuh sektor rakyat kecil. Di sinilah Sumitronomics hadir sebagai "jalan ketiga" --- jalan tengah antara disiplin fiskal ketat ala teknokrat dan keberanian injeksi likuiditas ala populis.

Dengan prinsip kerakyatan, industrialisasi, dan peran negara yang seimbang, Sumitronomics diyakini bisa:

  • Mengurangi ketergantungan pada utang dan konsumsi jangka pendek.
  • Mendorong transformasi struktural dari ekonomi berbasis komoditas ke industri modern.
  • Memastikan hasil pertumbuhan lebih inklusif dan dirasakan oleh rakyat banyak.

Refleksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun