Mohon tunggu...
Efron Dwi Poyo
Efron Dwi Poyo Mohon Tunggu... -

Fanatik FC Bayern München. Mia San Mia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengintip Peluang die Mannschaft

11 Juni 2016   10:56 Diperbarui: 11 Juni 2016   12:00 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonio Rüdiger cedera pada sesi latihan perdana di Evian, Perancis (foto: dfb.de)

Setelah menggenggam gelar juara dunia 2014 di Brasil Tim Nasional Jerman atau yang dikenal dengan die Mannschaft berjalan tertatih-tatih. Banyak pengamat mengatakan lesu darah, tetapi saya menolak itu.

Awal perjalanan tertatih-tatih sang juara dunia ini diawali dengan pengumuman pensiun dari kapten Philipp Lahm, Per Mertesacker, dan Miroslav Klose. Dua nama terakhir barangkali tidak diratapi oleh fanatik die Mannschaft. Mertesacker bukan lagi pilihan utama di posisi bek tengah, karena Joachim Löw sudah mematenkan duet Boateng-Hummels. Klose memang sudah tua dan selayaknya pensiun dengan segudang catatan prestasi. Yang menjadi persoalan adalah Lahm. Die Mannschaft kehilangan pemimpin pasukan tempur. Ketika menyatakan pensiun dari die Mannschaft umur Lahm belum genap 31 tahun. Dengan posisi full-back ia masih cukup bugar untuk tiga empat tahun lagi. Namun tekatnya sudah bulat, karena ia sudah mendapatkan raihan tertinggi dan Lahm sangat menghayati petuah quit while you're ahead.

Der Trainer Joachim Löw, walau menerima dengan sangat berat hati, menghargai keputusan kaptennya tersebut. Menurut Löw semua lawan di seluruh dunia mengamati die Mannchaft untuk mencari titik-titik kelemahan. Semua lawan berhasrat mengalahkan juara dunia. Untuk itulah diperlukan inovasi-inovasi dalam menjalankan taktik yang belum diketahui lawan. Satu di antara cara-caranya adalah perubahan atau pergantian anggota pasukan die Mannschaft, demikian ringkasan positif dari Löw.

Kebetulan sekali lawan pertama setelah menjadi juara dunia adalah Argentina di Düsseldorf pada 3 September 2014. Walau partai ini bertajuk persahabatan, tetapi media menebar provokasi sebagai ajang balas dendam Argentina. Menarik apa yang dikatakan oleh Lionel Messi dalam menanggapi provokasi media sebelum pertandingan bahwa kekalahan timnya di final piala dunia dari Jerman tidak dapat digantikan oleh apa pun dan siapa pun. Mengalahkan Jerman tidak membuat gelar juara berpindah ke Argentina, tegas Messi.

Memang pada akhirnya Argentina “membalas” dengan skor 4-2 melawan 10 pemain die Mannschaft setelah kiper Roman Weindenfeller  menerima kartu merah di awal babak pertama. Seperti kata Löw die Mannschaft memerlukan inovasi taktik yang tidak bisa kejap terterapkan. Dalam pertandingan tersebut Löw menurunkan hanya empat pemain dari laga di Rio de Janeiro.

Perjalanan sesungguhnya die Mannschaft menuju Euro dimulai dengan bekal kekalahan dari Argentina. Secara keseluruhan perjalanan die Mannschaft oleh banyak pengamat dinilai tidak mengesankan. Die Mannschaft menelan dua kekalahan dari Polandia (0-2) dan Irlandia (0-1). Pasukan Löw memastikan lolos ke putaran final di Perancis pada partai terakhir melawan Georgia lewat gol penentu Max Kruse pada menit ke-78. Ironisnya Kruse dicekal oleh Löw, karena perilaku tidak senonohnya (Lihat Sepakbola bagi Seorang Joachim Löw).

Demi menciptakan inovasi-inovasi taktik der Trainer Löw menggunakan masa rehat internasional atau international break untuk menguji percobaannya. Hasil sepertinya tampak jauh dari memuaskan. Dari lima laga uji-coba pasukan Löw menderita kekalahan dari Perancis, Inggris, dan Slowakia. Bagi banyak pengamat hasil ini sangat mencemaskan, tetapi tidak bagi Joachim Löw. “Success is measured by titles, but I don’t think that’s the only thing it should be measured by. It’s also about how you develop each player and the team as a whole, because football is a team sport.” tegasnya. Löw meyakini harus ada pembaruan pasukan dan taktik dan apa yang dilakukannya sudah dalam jalur. Löw tidak mau lagi die Mannschaft terperosok ke dalam krisis kader pada masa 1996 – 2004.

Belum lagi Löw menyerahkan daftar final pemain ke UEFA, Marco Reus harus keluar sebelum namanya ditulis dari daftar, karena cedera. Memang sial bagi Reus, hal ini seperti mengulang kisah dua tahun yang lalu. Waktu itu Reus sudah masuk daftar final pemain ke piala dunia 2014. Löw pada akhirnya menyerahkan daftar final pemain pada tenggat waktu 31 Mei 2016 tanpa Reus. Badai kembali menerpa die Mannschaft. Kali ini Antonio Rüdiger yang tampil tangguh saat uji-coba terakhir melawan Hungaria harus dikeluarkan dari daftar final pemain, karena cedera lutut cukup parah pada sesi latihan perdana di Evian, markas die Mannschaft pada Euro 2016. Menurut aturan Löw boleh mengganti pemain cedera dalam daftar final sebelum laga perdana pada 12 Juni 2016. Bek muda Bayer Leverkusen, Jonathan Tah (20), dipanggil Löw menggantikan Rüdiger.

Dua tahun lalu persiapan tim Löw tidaklah mulus di Brasil. Cedera dan serangan virus menghantam beberapa pemain. Löw adalah tipe pelatih taktikus sekaligus filsuf. Ia sangat memahami filsafat sepakbola sebagai sebuah tim. Sepakbola tidak bergantung pada satu pemain. Untuk itulah Löw membawa hanya 14 pemain anggota pasukan Piala Dunia 2014. Bagi Löw bintang sepakbola adalah tim. Laga pembuka melawan Ukraina pada Minggu, 12 Juni 2016, merupakan laga ke-132 Löw. Ia meyakini bintangnya akan mencetak hasil demi hasil, karena Löw merasa nyaman menuju Euro 2016 dengan kapten barunya BastianSchweinsteiger. “Heading to the Euros with good feeling.” ujar Löw

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun