Mohon tunggu...
Efrend TBP Aritonang
Efrend TBP Aritonang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pendidikan Multimedia • Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya ngedit video,makan,main,tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter di Era Milenial

7 Desember 2022   08:55 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:29 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA MILENIAL

Oleh : Efrend TBP Aritonang

Pendidikan adalah sarana untuk mencapai proses ilmiah yang tepat, tetapi banyak orang belum memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan dan memperluas keterampilan mereka. Pendidikan sebenarnya adalah alat untuk mencapai tujuan. Pendidikan sebagai salah satu cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menunjukkan bahwa pendidikan merupakan tempat dimana kebijaksanaan dan pengetahuan diperlakukan sebagai modal pengetahuan bagi peserta didik.

Perubahan zaman sangat mempengaruhi pemikiran dan perilaku siswa karena arus teknologi yang tidak terbatas dari berbagai konten budaya dan kemajuan teknologi, dimana siswa dapat mengakses dan menavigasi berbagai konten melalui teknik teknologi. Perbaikan, jika tidak ditanggapi dengan serius, membawa siswa pada kehancuran moral. Sikap, tindakan, perilaku atau kepemimpinan dilakukan secara adil, Inisiatif dapat berasal dari bawahan atau pimpinan, Bawahan memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan saran atau pendapat, dan Tugas yang diberikan kepada mereka Bawahan perlu masuk. tindakan dan perilaku mereka, kepemimpinan yang unggul dan perhatian para pemimpin untuk menciptakan kepercayaan dan rasa hormat satu sama lain.

Generasi ini juga hidup di masa kejahatan yang meningkat, yang mendorong orang tua untuk mengambil tindakan langsung untuk melindungi anak-anak mereka dari peristiwa berbahaya atau hanya mengganggu seperti nilai buruk di sekolah.

Milenial lebih memercayai konten buatan pengguna (UGC) daripada informasi satu arah. Bisa dibilang generasi milenial tidak lagi percaya pada distribusi informasi satu arah. Mereka lebih percaya pada UGC atau konten dan informasi yang dihasilkan oleh individu. Mereka tidak terlalu mempercayai perusahaan besar dan iklannya, karena mereka lebih tertarik pada pengalaman pribadi daripada iklan atau ulasan biasa.

Milenial lebih suka ponsel daripada televisi. Generasi ini lahir di era teknologi canggih, internet juga berperan besar dalam kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu, televisi bukan menjadi prioritas generasi milenial untuk mendapatkan informasi atau menonton iklan.Generasi Millennial lebih memilih ponsel dibanding TV. Generasi ini lahir di era perkembangan teknologi, Internet juga berperan besar dalam keberlangsungan hidup mereka. Maka televisi bukanlah prioritas generasi millennial untuk mendapatkan informasi atau melihat iklan.

Milenial umumnya menghindari iklan TV. Milenial lebih suka mendapatkan informasi di ponsel mereka dengan mencari di Google atau mengobrol di forum yang mereka ikuti untuk tetap update.

Milenial harus punya media sosial. Komunikasi di kalangan generasi milenial sangat cair. Namun demikian, bukan berarti komunikasi selalu dilakukan secara tatap muka, justru sebaliknya. Banyak generasi milenial yang melakukan segala komunikasinya melalui SMS atau chatting di dunia maya, membuat akun yang memuat profilnya, seperti B.Twitter, Facebook, Linelle. Akun media sosial juga bisa dijadikan tempat ekspresi dan ekspresi diri, karena apa yang ditulis tentang dirinya adalah apa yang dibaca semua orang. Sehingga hampir semua generasi milenial pasti memiliki akun media sosial sebagai tempat berkomunikasi dan berekspresi.

Milenial tidak suka membaca tradisional. Jumlah orang yang membaca buku menurun drastis selama generasi milenial. Menulis bagi generasi ini dianggap membingungkan dan membosankan. Bisa dibilang generasi milenial lebih suka melihat gambar, apalagi jika gambarnya menarik dan penuh warna. Namun, masih ada generasi milenial yang senang membaca buku. Namun, mereka tidak lagi membeli buku di toko buku. Mereka lebih memilih untuk membaca buku online (e-book) untuk memudahkan hidup generasi ini sehingga tidak perlu repot membawa buku. Saat ini, banyak penerbit menawarkan format e-book untuk dijual agar pembaca dapat membaca di smartphone mereka.

Pendidikan karakter memang menuntut membiasakan diri, membiasakan kejujuran, kesopanan, malu berkhianat, malu bermalas-malasan, malu mencemari lingkungan. Pendidikan karakter tidak dilahirkan secara instan, tetapi harus dipraktekkan dengan sungguh-sungguh dan benar untuk mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal sehingga anak terlatih untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan, sehingga menjadi anak yang berakhlak mulia di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun