Abdi telah memiliki pasangan dan merencanakan pernikahan. Keadaan itu tak mungkin dilangkahi Tika. Ia sudah memantapkan hati hanya ingin mencari lelaki bujangan, bukan yang sudah berpasangan.
Selama bekerja pun, keduanya bersikap profesional, bekerja dengan tugas masing-masing. Selama bertahun-tahun bersama di ruang yang kecil dan dipanasi cahaya lampu, mereka hampir tak menunjukkan gelagat mencurigakan untuk menandakan jatuh cinta satu sama lain.
Tetapi memang Abdi beberapa kali menangkap Tika mencuri-curi pandang yang akhirnya membuat dia salah tingkah. Dalam hati, Tika memiliki harapan bahwa sang tuan kelak berpisah secara baik-baik dengan pasangannya sehingga ia punya kesempatan untuk menjadi istri Abdi.
***
Kesuksesan Abdi sebagai pedagang di usia muda memang memberikan daya pikat untuk kaum hawa.
Tetapi, di hatinya, hanya ada satu nama terajut indah: Wulan, gadis yang bersama dia melewati keadaan suram dan bahagia selama berpacaran enam tahun.
Di antara badai yang pernah memukul hubungan Abdi dan Wulan, seringkali nama Tika terseret masuk dalam pusaran prahara.
Wulan sedari awal tak setuju Abdi mempekerjakan Tika. Ia menaruh khawatir pada penampilan dan kepribadian Tika bakal menggoyangkan Abdi untuk berpaling hati.
Masalah-masalah ini menjadi pembicaraan serius di antara keduanya. Wulan meminta Abdi untuk mengeluarkan Tika dari toko dan menggantikannya dengan seorang lelaki.
Akan tetapi, dari semua yang selalu diberikan kepada Wulan, Abdi tak sanggup memenuhi permintaan tersebut.
Bagi Aldi, keberadaan Tika membantu banyak peningkatkan penjualan kain. Sulit menemukan pekerja seperti Tika, ditambah lagi, dia orang jujur dan tak pernah melakukan manipulasi atau penggelapan uang penjualan.
