Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Mendebarkan Ketika Pertama kali Berangkat Merantau ke Malang sebagai Mahasiswa

17 Januari 2021   09:06 Diperbarui: 17 Januari 2021   09:14 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Malang. (Foto: Net/SURYAMALANG.COM)

Dengan kata lain, saya memulai perantauan sebagai orang asing yang sebenar-benarnya.

Pada tahun 2012, dunia digitalisasi tidak begitu besar seperti sekarang. 

Tidak ada Grup WA kecuali BBM. Grup FB untuk melampiaskan curhat atau sebagai wadah bertanya tidak begitu masif.

Tidak ada utas di Twitter. Zaman itu, utas dibuat dengan cara memposting satu per satu cuitan secara terpisah dengan menyertakan nomor urutan, ciri khas Pak SBY*.

Singkat cerita, kost sudah didapatkan setelah mencari melalui pencarian di Google. Lokasinya di Jalan Sigura-gura V. 

Tiket pesawat sudah diamankan: Lion Air jurusan Medan-Surabaya via Batam dengan tanggal keberangkatan dua hari sebelum hari H pendaftaran ulang, saya kurang ingat tanggal persisnya.

Hari itu pun tiba, langit biru menyambut kepergian ke bandara Polonia [sekarang sudah dipindahkan ke Kuala Namu].

Momen paling mengharukan ketika saya harus melambaikan tangan kepada orangtua, adik dan sanak saudara yang melepas keberangkatan saya.

Saya masuk ke area dalam bandara untuk mengurus check-in, sementara mereka harus berhenti di teras bandara. Seperti adegan ketika Rangga berpisah meninggalkan Cinta ke Amerika.

Kebetulan, saya mendapat bantuan dari agen penjualan tiket untuk diantar sampai ke lokasi check-in. 

Sebagai orang yang kali pertama menumpang pesawat, menurut saya, perjalanan dari pintu masuk, check-in, menunggu di gate, hingga masuk ke pesawat, prosesnya cukup mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun